Pukul satu malam. Hujan turun deras di luar. Suarap etir terdengar susul-menyusul, angin kencang berkesiur. Udara dingin terasa menembus tulang.
Namun, itu tidak dipedulikan oleh seorang pria dan seorang bayi yang sedang ia gendong bersamanya saat itu. Seperti sedang menunggu seseorang, sesekali pria paruh baya tersebut menengok ke kanan dan ke kiri. Memastikan seseorang yang ia tunggu-tunggu agar segera datang. Terlebih dalam keadaan semalam dan sedingin itu. Juga keadaan teras rumah sakit yang lama-kelamaan terkena percikan derasnya hujanm alam itu.
 Sesekali menepuk bayi yang sedangd igendongnya. Sayangnya bayi itu malah menangisd engan suara lebih keras dan menyayat hati. Setetesa ir juga menetes dari kelopak mata pria itu. Selain bumi dan bayi, malam itu, seorang pria juga sedang menangis. Seperti sedang sedih karena melakukans alam perpisahan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H