Mohon tunggu...
Haneylia Shinosa
Haneylia Shinosa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Essay, novel

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan dengan Kearifan Lokal di Tengah Gencarnya Modernisasi yang Krusial

22 Agustus 2024   20:26 Diperbarui: 22 Agustus 2024   20:41 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Modernisasi merupakan tahap transmigrasi dari kondisi yang kuno menjadi lebih modern atau maju di segala aspek kehidupan, contohnya ekonomi, teknologi, sosial, budaya, dan politik. Langkah ini dibarengi perubahan dalam struktur sosial, pola pikir, dan cara hidup masyarakat, juga dengan melalui adopsi teknologi terbarukan, peningkatan pendidikan, urbanisasi, dan perubahan dalam sistem pemerintahan serta ekonomi.

   Modernisasi umumnya terkait dengan cara mencapai kemajuan serta efisiensi yang lebih tinggi, juga untuk meninggikan kualitas hidup. Namun, proses ini juga bisa mendatangkan masalah, seperti hilangnya tradisi lokal dan identitas budaya kita, kesenjangan sosial, dan dampak lingkungan.

   Di tengah arus modernisasi yang kuat, pendidikan kearifan lokal memiliki peranan penting. Dalam era globalisasi dan modernisasi yang membawa berbagai perubahan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, pendidikan kearifan lokal menjadi salah satu sarana vital untuk memelihara warisan leluhur, menjaga budaya bangsa, dan memperkuat jati diri. Pendidikan kearifan lokal memegang pondasi dalam menjaga identitas dan nilai -- nilai budaya yang menjadi warisan budaya bangsa. Dalam konteks ini, pendidikan yang berakar pada kearifan lokal menjadi relevan agar memastikan bahwa generasi bangsa tak akan terlepas dari budaya leluhur mereka , walaupun hidup di era gencarnya globalisasi.

   Mempertahankan kearifan lokal di tengah arus modernisasi dan globalisasi memerlukan upaya yang berkelanjutan dan kolaborasi dari berbagai pihak. Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah mengintegrasikan kearifan lokal dalam kurikulum pendidikan, baik di sekolah formal maupun non-formal. Anak-anak perlu diajarkan tentang sejarah, budaya, dan nilai-nilai lokal sejak dini. diselenggarakannya workshop, seminar, dan diskusi yang mendiskusikan kearifan lokal untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Hidupkan kembali tradisi-tradisi yang sudah mulai dilupakan, seperti upacara adat, tarian, atau musik tradisional, dengan mengadakan acara-acara khusus. Dorong generasi muda untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan budaya, sehingga tradisi dapat diwariskan dari generasi ke generasi. Dengan upaya-upaya tersebut, kearifan lokal dapat tetap hidup dan relevan, bahkan di era yang terus berubah dan berkembang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun