Melihat bangsa yang terus berproses menuju kemajuan ini menarik untuk melihat kembali kebelakang, mengutip dua statment dari salah satu founding father Republik ini, Soekarno. Pertama, “perjuanganku lebih mudah karena aku melawan kolonialisme, sedangkan perjuangan kalian akan lebih berat karena kamu akan melawan bangsamu sendiri”. Kedua, dalam sebuah pidato Soekarno mengatakan “Jas Merah, Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah”. Kedua statment ini masih cukup relevan untuk melihat dan merefleksikan kembali apa arti perjuangan dan kemerdekaan yang sesungguhnya dari bangsa Indonesia ini.
Teradapat perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan antara masa lalu dan masa kini yang sangat berbeda. Jiwa zaman (zeitgesit) jelas membedakan hal tersebut. Lantas bagaimana generasi penerus bangsa ini meneruskan dan mengisi kemerdekaan setelah 70 tahun lepas dari jerat kolonialisme? Apa saja perjuangan nyata yang telah dilakukan dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan ini? Hal ini menjadi dua pertanyaan yang cukup berat untuk dijawab sendirian. Pertanyaan ini harus dijawab dengan langkah nyata oleh kita semua sebagai generasi penerus bangsa dalam rangka menjalankan amanat kemerdekaan yang telah diraih dengan penderitaan dan pengorbanan. Tugas kita adalah bagaimana untuk mengisi kemerdekaan dengan cara-cara mencerdaskan masyarakat, mengingat sejarah panjang republik ini dan kemudian merefleksikannya ke dalam bentuk nyata untuk masa depan bangsa yang lebih baik dan menuju ke arah kemerdekaan yang sesungguhnya. Merdeka! Historia Magistra Vitae!. Tabik!
Sebuah tulisan pengantar diskusi.
Jakarta Barat, 24 Agutus 2015
di Universitas Esa Unggul 12:05 PM
Hasby Marwahid.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H