‘Kakek begawan…., perjodohan bagaimana?’, tanya Pinandihita sedikit bingung dan ternyata orang tua itu adalah Begawan Sakti Penjaga Hutan Kerja Bakti yang terkenal sebagai pendekar paling sakti di Kerajaan ANTAH BERANTAH namun sudah lama mengundurkan diri dari dunia kependekaran.
‘Engkau berjodoh sebagai tuannya Rajawali emas ini, bagaimana Pinandihita?’, tanya Begawan.
‘Kalau memang kakek Begawan rela begitu….., sungguh saya menerimanya dengan suka cita…..’, jawab Pinandihita diiringi dengan kaokan gembira Rajawali emas.
‘Dengar Pinandihita, Rajawali itu berkaok dengan gembira, tanda ia suka denganmu dan kau ajaklah Dia bermain-main terlebih dahulu…….’, sambung sang Begawan.
Tanpa membantah dan kemudian bersoja sebagai tanda hormat, Pinandihita langsung melompat ke punggung Rajawali emas tersebut. Rajawali itu kegirangang sekali dan langsung melesat ke udara membawa tuan barunya itu.
‘Benarkah anak remaja itu adalah bocah yang diramalkan akan membawa kedamaian di bumi persilatan Negeri ANTAH BERANTAH ini?’, celetuk bathin sang Begawan sepeninggal Pinandihita. ‘Sebaiknya nanti saya akan mengujinya dengan beberapa penggal jurus olah kanuragan, kalimat sastra olah keutamaan atau budi pekerti luhur serta beberapa petik dedaunan pengobatan, semoga dia bisa menjawab semuanya dengan baik dan tepat’, selarik asa melintas cepat dalam benak sang Begawan terhadap Pinandihita sebagai penerusnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H