Mohon tunggu...
Ibsah M
Ibsah M Mohon Tunggu... Wiraswasta -

orang biasa yang terus belajar dan berdamai dengan diri dan lingkungan.

Selanjutnya

Tutup

Dongeng Pilihan

Legenda Pendekar Menjangan

3 November 2014   18:49 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:47 1491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berita kegagalan itu semakin membuat keluarga raja semakin menderita. Penderitaan itu bisa dimaklumi karena putri itu adalah calon penerus kelangsungan negeri kerajaan dongeng. Hingga suatu hari datanglah seorang pemuda menghadap raja. Penampilannya sederhana dan bersahaja dengan sebilah pedang dipundaknya. Dia datang untuk mengikuti sayembara. Sang raja dan patih hanya bisa mengiyakan saja, namun dalam bathinnya, mereka sangsi akan kehebatan pemuda itu.

Singkat cerita, pemuda itu ternyata bisa menjungkirbalikkan kesangsian mereka. Dengan kesaktiannya, pemuda itu bisa mengalahkan si raksasa dengan menggunakan pedang mustika naga langit pemberian gurunya. Seketika itu pula negeri dongeng itu bersuka cita. Keluarga raja mengadakan pesta penyambutan kembalinya sang putri. Hanya seorang saja yang tidak menyukai keberhasilan pemuda itu yaitu sang patih. Itu karena diam-diam sang patih memendam rasa cinta kepada putri raja itu dan punya ambisi untuk menjadi raja kelak di kemudian hari.

Sang putri bukannya tidak tahu tentang situasi bathin sang patih, namun dia memilih untuk diam menolak rasa cintanya sang patih. Sekarang ini, keadaannya berubah total, bila dulu sang putri diam menolak karena takut, namun dengan kehadiran pemuda yang menolongnya, rasa takutnya hilang berganti dengan tindakan tegas. Kenyataannya, dia sungguh-sungguh mencintai pemuda itu meskipun dalam keadaan biasa-biasa saja alias tanpa adanya sayembara. Pemuda itu selain tampan, juga mempunyai hati welas asih yang tinggi serta mengerti tatakrama dan bagaimana memperlakukan sang putri.

Rupanya tindakan penolakan sang putri membuat sang patih panas hatinya. Dia seorang yang ambisius, dan saat ini mereka belum resmi dinikahkan, jadi dia masih mempunyai waktu untuk merebut pujaan hatinya dari pemuda gunung itu. Maka direncanakan sebuah cara bagaimana memisahkan pemuda itu dari sang putri. Menghadaplah ia pada sang raja.

'Daulat gusti prabu, hamba kurang setuju dengan pemuda itu untuk menjadi penerus kerajaan ini', kata sang patih.

Sang raja mengernyitkan dahinya. Bukankah dia sendiri yang mengusulkan sayembara dan sekarang dia sendiri yang tidak setuju.

'Kenapa patih berkata begitu?', tanya sang raja.

'Gusti prabu, apa yang gusti prabu harapkan dari seorang pemuda yang berhati menjangan', jawab sang patih diplomatis.

'Saya kurang paham, teruskan penjelasanmu', kata sang raja.

'Pemuda berhati menjangan hanyalah cocok untuk menjadi seorang pertapa. Bagaimana mungkin kerajaan ini dipimpin oleh seorang yang berhati menjangan. Cepat atau lambat kerajaan negeri dongeng ini akan hancur', jawab sang patih dengan suara takzim, namun bathinnya sudah melihat sang raja sudah termakan hasutannya.

Dan benar saja....., 'Bagaimana usulmu sang patih?', tanya sang raja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun