Mohon tunggu...
Ibsah M
Ibsah M Mohon Tunggu... Wiraswasta -

orang biasa yang terus belajar dan berdamai dengan diri dan lingkungan.

Selanjutnya

Tutup

Dongeng Pilihan

Syarat Benteng

31 Desember 2014   04:13 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:08 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

'Tidak!, Kami tidak akan ingkar janji. Benteng itu akan kami bangun, namun setelah Prabu Radmila Sangkara dan Dewi Rempah Wangi tertangkap', jawab salah seorang pendekar dari Negeri Dataran Biru.

'Itulah sebabnya Kami mengajak Punggawa Wasita bergabung. Dia  adalah bekas abdi yang lebih mengenal seluk beluk Kerajaan ini daripada kalian. Tujuannya adalah agar perburuan mengejar Prabu Radmila Sangkara beserta keluarganya menjadi lebih cepat dan mudah...', sambung pendekar lainnya dari Negeri Dataran Biru.

Terdengar suara kasak-kusuk di antara para pendekar dari 3 Kerajaan. Tak lama kemudian salah seorang dari mereka berkata: 'Sampai kapan kami menunggu?. Menunda-nunda janji adalah sebuah perbuatan yang kurang baik dan itu terlihat seperti cara seorang pengecut ('P') yang ingin melepaskan diri dari tanggung jawab'.

Kontan saja pernyataan itu menyulut suasana menjadi makin memanas dan menjurus kepada pertikaian. Kalaupun perdebatan itu diteruskan sudah dipastikan akan terjadi pertarungan terbuka di antara mereka. Untungnya salah seorang pendekar dari Negeri Dataran Biru berhasil menenangkan suasana pertemuan itu dan berkata:

'Apakah kalian bersedia menunggu barang sepekan saja?. Beri Kami waktu untuk memburu Prabu Radmila Sangkara dan Putrinya'.

'Baiklah...., Kami masih menghargai persahabatan ini, ucapanmu kami pegang. Dan ingatlah!, kami tidak akan ikut campur urusan kalian mengejar Prabu Radmila Sangkara karena kerjasama kami dengan kalian sudah selesai sampai di sini. Sepekan lagi kami akan kembali kesini untuk menagih janji', jawab pendekar dari Kerajaan Entah Apa yang merupakan wakil dari 3 Kerajaan itu.

Senopati Jalasutra yang tegang mendengarkan perdebatan para pendekar dari atas wuwungan Istana, akhirnya bisa bernafas lega. Kenapa tidak?, karena konflik diantara mereka merupakan keuntungan bagi Negerinya. Diapun melayang turun dengan anggun layaknya burung Elang yang bermain bebas di angkasa, dan kemudian bergerak secepat kilat menuju gerbang timur Kotaraja untuk menyampaikan hasil pengamatannya kepada Patih Kebosora.

Bersambung.....:),

Ps: 100% fiksi ringan dan semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun