Sebagai penyelenggaran Program Sekolah Penggerak dari Kabupaten Supiori yaitu SMP Negeri 3 Sowek telah berlangsung di tahun pertama. Lokasi yang berada di Kampung Mbrurwandi Kepulauan Aruri ini memiliki kekhasan yaitu berada dipesisir pantai. Pada diskusi yang disampaikan oleh kepala sekolah menyatakan bahwa lokakarya kurikulum 1 yaitu ada Assesmen awal dan pembelajaran berdiferensiasi sudah dilakukan. Berlakunya rencana aksi nyata melakukan assesmen awal terhadap peserta didik kelas VII yang mana ini menjadi kelas awal yang mendapatkan perlakuan.
Pihak yang terlibat adanya lokakarya aksi nyata ini diantaranya kepala sekolah, guru dan siswa. Secara singkat realisasi aksi nyata yaitu assesmen awal dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Assesmen diikuti oleh peserta didik kelas VII dari SMP Negeri 3 Sowek. Dokumentasi dilakukan secara video yang tersimpan dalam penyimpanan laptop kepala sekolah belum adanya youtube yang dikelola oleh sekolah.
Maka direncanakan berikutnya akan melaksanakan digitalisasi sekolah adanya akun sekolah pada platform youtube. Keinginan dari kepala sekolah dengan adanya media masa ini diharapkan nanti mudah untuk menunjukkan proses pembelajaran serta mensosialisasikan pada masyarakat umum kegiatan dari Sekolah SMP Negeri 3 Sowek.
Hambatan yang dirasakan yaitu adanya kegiatan dalam melakukan assesmen awal ada beberapa guru yang masih atau belum melaksanakan dengan baik. Sehingga belum mengetahui secara baik cara melakukan assesmen ini yang menyebabkan adanya ketidak terlaksana guru pada assesmen awal.
Pada kesempatan ini pula berdiskusi terkait dengan lokakarya kurikulum 2 tentang projek penguatan profil pelajar pancasila. Kesempatan ini kepala sekolah menyatakan belum melaksanakan sehingga belum ada modul ajar yang tersusun. Tetapi dalam kesempatan dahulu yang sudah dilaksanakan adanya projek yang dilakukan diantaranya terkait wirausaha yaitu siswa diajak utuk melaksanakan kegiatan pengasinan ikan laut. Hal ini dilakukan dengan mengaitkan pelajaran ilmu pengetahuan alam serta penjelasan adanya kebiasaan yang membudaya dimasyarakat perlu dilestarikan.
Contoh yang patut ditiru dibagian ini diantaranya adanya pengalaman baru disetiap kali mengikuti kegiatan yang bermanfaat, hal ini dirasakan oleh Kepala Sekolah yang tidak menyangka akan mempraktikkan kurikulum merdeka dengan pendampingan dari berbagai pihak karena termasuk sekolah yang ada di pesisir dan susah untuk dijangkau kecuali dengan sewa kendaraan. Selain dari pada itu juga fasilitas yang minim mampu menjadikan sekolah ini mempraktikkan prinsip kurikulum merdeka secara sederhana. Tanpa mengurangi esensi dari kurikulum merdeka pada sekolah ini sangat baik dalam mendokumentasikan kegiatan dan berbagai praktik profil pelajar pancasila yang mampu ditampilkan guru kepala sekolah dan siswa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H