Semut merupakan binatang kecil yang orang-orang memandang kecil dan hina terhadap binatang ini. Tetapi ternyata semut memiliki keistimewaan yang mungkin tidak dimiliki oleh banyak makhluk lain di dunia ini. Seperti sifat kerja keras dan keuletan semut. Sebagai binatang yang tinggi aktivitasnya, ia dikenal sebagai binatang yang tidak pernah bermalas-malasan. Setiap saat selalu bergerak dan beraktivitas mencari rizqi dan mensyukurinya, setiap kali mendapatkan rizqi makanan ia selalu berbagi Bersama sahabat-sahabatnya. Semut juga memiliki sifat Kerjasama dan gotong royong yang tinggi, ia menyadari kelemahan dirinya, dan mengakui bahwa kekuatan adalah dengan bekerja sama. Semua itu merupakan kenikmatan yang Allah berikan kepada makhluk semut ini.
Oleh karena itu, Allah menyebutkan binatang semut ini dalam surat yang dijudul dengan namanya langsung an-naml (semut). Sekaligus memerintahkan kita untuk belajar dan bertafakkur tentang penciptaan binatang ini.
Allah swt berfirman : Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor ratu semut; Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari. Kemudian, Sulaiman pun tersenyum dan berdoa, Tuhanku, anugerahilah aku kemampuan untuk mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepada ku dan kedua orang ibu-bapakku dan anugerahilah kemampuan untuk mengerjakan amal shaleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmatMu ke dalam golongan hamba-hambaMu yang shaleh." (QS. An-Naml : 18-19). Â
Lalu apa yang kita bisa belajar dari semut?
Pertama, jangan pernah merasa kecil dan tidak berguna. Bahwa Allah memandang kita sebagai makhluk yang sama, tidak ada perbedaan antara kita, kecuali keimanan dan ketaqwaan kepada-Nya. Belajar dari semut binatang yang kecil, tidak pernah merasa dirinya kecil dan tidak berguna karena kenyataannya ia menunjukan eksistensinya dengan banyak beraktivitas dan berupaya secara serius untuk hidup berbagi dan berguna untuk orang lain. Kecil secara fisik tetapi secara kejiwaan, ia begitu besar manfaatnya untuk menjadi makhluk yang mulia di sisi Allah swt. Sebagai manusia yang banyak kelebihan, seharusnya kita juga berpikir untuk memiliki jiwa besar untuk menjadi manusia terbaik dan lebih bermanfaat untuk orang lain.
Kedua, belajar bersyukur dari semut, surat an-naml bercerita bahwa Nabi Sulaiman dan pasukannya melewati para pasukan semut dan tersenyum dan berdoa agar dirinya selalu mampu bersyukur kepada Allah swt., kenikmatan yang Allah swt berikan kepada beliau terlalu amat besar, kenikmatan sebagai penguasa yang meliputi jin dan manusia, kekuasaaan yang sangat besar dan harta yang sangat berlimpah, dibandingkan dengan kenikmatan yang diterima oleh semut tidaklah sebanding, karena itulah setelah menyaksikan pasukan semut, Nabi Sulaiman pun berdoa agar tetap dapat bersyukur dalam keberlimpahan nikmat Allah swt. Jika kita ingin selalu bersyukur, maka harus selalu melihat ke bawah yakni melihat orang-orang yang berada di bawah kita, ada banyak orang-orang yang lebih susah dari diri kita, maka bersyukur lah, sebelum terlambat. Â
Ketiga, memohon kemampuan untuk bersyukur. Semua manusia memiliki keinginan untuk bersyukur, tetapi terkadang dirinya tidak berdaya untuk bersyukur, karena hakikat syukur itu adalah menggunakan nikmat Allah untuk ibadah kepada-Nya. Banyak diantara kita yang menyia-nyiakan kenikmatan ini atau bahkan kenikmatan ini kita gunakan untuk maksiat kepada-Nya. Oleh karena itu, doa untuk kemampuan bersyukur harus selalu terpanjatkan sehingga kita menjadi orang-orang yang tahu berterimakasih, tahu apa yang harus dilakukan dengan nikmat-nikmat Allah ini. Nikmat Kesehatan untuk ibadah, nikmat harta untuk bershadaqah, nikmat makanan dan minuman untuk berbagi dan nikmat-nikmat lainnya untuk kebermanfaatan dan kemaslahatan orang banyak. Semoga kita selalu punya kekuatan untuk bersyukur dan Allah limpahkan kekuatan untuk bersyukur kepada kita semua. Amin.
Keempat, memohon kemampuan untuk beramal shaleh. Ayat ini mengisyaratkan bahwa syukur tidak bisa dipisahkan dari amal shaleh, sebab amal shaleh itu wujud dari rasa syukur. Setiap manusia cinta dan mencintai kebaikan tetapi sulit mewujudkan kebaikan itu dalam perilakunya. Oleh karena itu, perlu memohon kemampuan untuk beramal shaleh kepada Allah swt. Dalam ayat lain Allah berfirman wa amma bini'mati rabbika fahaddits. Yakni wujudkan rasa syukur dan amal shaleh.
Kelima, memohon untuk masuk kedalam rahmat dan golongan hamba-hamba yang shaleh. Syukur dan amal shaleh mengisyaratkan perbuatan yang selalu dilakukan oleh orang-orang shaleh yang mendapatkan rahmat Allah swt. Golongan orang-orang shaleh akan terus menjaga keshalehan individu dan keshalehan individu menciptakan lingkungan yang shaleh dan mewarnai hidup dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Semoga kita semua menjadi masyarakat yang penuh kedamaian dan ketentraman dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang damai, aman dan sejahtera. Amin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H