Mohon tunggu...
Hasbiyallah
Hasbiyallah Mohon Tunggu... Dosen - Menulis Kreatif

Pendidikan dan Keagamaan

Selanjutnya

Tutup

Bandung

Jamaah Haji Jawa Barat 2022

26 Mei 2022   15:30 Diperbarui: 26 Mei 2022   15:54 752
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alhamdulillah, patut bersyukur umat Islam Indonesia khususnya, setelah dua tahun terhenti tidak ada pelaksanaan ibadah haji dari tahun 2020 dan 2021. Akhirnya pada tahun ini 2022 Alhamdulillah pemerintah melalui Kementerian Agama RI telah mengumumkan bahwa tahun ini masyarakat Islam Indonesia bisa melaksanakan ibadah haji ke tanah suci. Meskipun ada perbatasan usia untuk maksimal 65 tahun. Total jamaah haji Jawa Barat adalah 17.855 jamaah. 

Untuk wilayah Jawa Barat terdapat 44 kloter jamaah haji Tahun 2022 yang berangkat ke tanah suci dan dijadwalkan mulai berangkat pada tanggal 03 Juni 2022 untuk kloter pertama jawa barat adalah wilayah Subang. Kloter 1 sd kloter 21 merupakan gelombang pertama dan kloter 22 sd kloter 44 adalah gelombang kedua. Kloter pertama berangkat pada tanggal 03 Juni 2022 sd 15 Juli 2022 dan kloter 22 gelombang kedua pertama mulai berangkat pada tanggal 18 Juni 2022 sd 31 Juli 2022.

Berdasarkan surat nomor B-3964/Kw.10/V.1/Hj.00/05/2022 yang ditandatangai oleh Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat bahwa Kota Bandung terdapat 4 (empat) kloter yaitu, pertama, Kloter 21 (Duapuluh Satu) sebagai gelombang pertama terakhir dengan jumlah jamaah 404 yang diberangkatkan pada tanggal 17 Juni 2022 pada nomor penerbangan SV 5081. Kedua, Kloter 27 (Duapuluh Tujuh) yang diberangkatkan pada tanggal 22 Juni 2022 dengan jumlah 404 jamaah pada nomor penerbangan SV 5203. Ketiga, kloter 33 (Tigapuluh Tiga) yang diberangkatkan pada tanggal 26 Juni 2022 dengan jumlah jamaah 152 jamaah dan akan bergabung dengan jamaah Cimahi yang berjumlah 252 jamaah. Dan keempat, kloter 42 (Empatpuluh Dua) yang diberangkatkan pada tanggal 30 juni nomor penerbangan SV 5223 dengan jumlah jamaah 228 jamaah dan akan digabung dengan 52 jamaah Kuningan, 6 jamaah Indramayu dan 118 Jamaah dari Kab Bekasi. Sebab setiap kloter berjumlah 404 jamaah sesuai dengan jumlah kursi dalam setiap penerbangan pesawat.

Adapun jamaah Kabupaten Bandung terdapat 5 (lima) kloter penerbangan, pertama, kloter 6 (enam) kategori gelombang pertama yang diberangkatkan pada tanggal 6 juni 2022 dengan jumlah jamaah 404 jamaah pada nomor penerbangan SV 5041. Kedua, kloter 28 (duapuluh delapan) kategori gelombang kedua yang diberangkatkan pada tanggal 23 Juni 2022 dengan jumlah jamaah 404 jamaah pada nomor penerbangan SV 5177. Ketiga, kloter 37 (tigapuluh tujuh) dengan jumlah jamaah 130 jamaah pada nomor penerbangan SV 5115. Keempat, kloter 38 (tigapuluh delapan) dengan jumlah jamaah 109 jamaah pada nomor penerbangan SV 5219 bergabung dengan 133 jamaah asal Kab Subang dan 162 jamaah dari Kota Cirebon. Kloter 37 dan 38 diberangkatkan pada tanggal yang sama yaitu tanggal 28 juni 2022 dengan waktu penerbangan yang berbeda dua jam. Kelima kloter 44 (empatpuluh empat) sebagai kloter terakhir yang diberangkatkan pada tanggal 02 Juli 2022 dengan jumlah 127 jamaah dan akan digabungkan dengan jamaah lain dari Kota Bekasi yang berjumlah 53 jamaah dan Kabupaten Bekasi yang berjumlah 41 jamaah. Untuk kloter terakhir ini hanya berjumlah 221 jamaah haji dengan nomor penerbangan SV 5229.

Gelombang pertama merupakan gelombang jamaah haji yang diberangkatkan dari Bandara Internasional Jakarta menuju Madinah selama kurang lebih 8 hari di Madinah untuk menunaikan ibadah arba’in, yaitu ibadah shalat fardhu berjamaah di Masjid Nabawi selama 40 waktu. Setelah itu, jamaah diberangkatkan menuju Kota Makkah Mukarromah selama kurang lebih 30 hari untuk melaksanakan rangkaian ibadah haji dan umroh. Sedangkan Gelombang kedua merupakan gelombang jamaah haji yang diberangkatkan dari Jakarta menuju Kota Makkah selama kurang lebih 30 hari untuk melaksanakan semua rangkaian ibadah haji dan umroh, dan 8 hari sisanya sudah diberangkatkan menuju Madinah Munawwaroh dan akan diberangkatkan ke tanah air dari Bandara Madinah.

Masing-masing gelombang pertama dan kedua mendapatkan kelebihan dan kekurangan yang harus disikapi dengan sangat bijak. Diantara kelebihan dan kekurangan pada masing-masing gelombang adalah sebagai berikut:

Pertama, jamaah gelombang pertama karena diberangkatkan terlebih dahulu ke Madinah, sehingga jamaah gelombang pertama ini akan lebih merasakan suasana perjuangan Rasulullah Muhammad saw dan para sahabat. Bukan berarti gelombang kedua, jamaah tidak merasakan hal tersebut. Tetapi jamaah gelombang ke dua lebih fokus pada pelaksanaan ibadah umroh karena pada umumnya mereka mengambil haji tamattu’ yaitu pelaksanaan ibadah umroh terlebih dahulu kemudian ibadah haji. Kekurangan jamaah gelombang pertama bahwa jamaah terkadang terlena untuk beribadah haji, karena mereka lebih disibukkan untuk urusan-urusan ziarah, setelah selesai ziarah mereka sudah disibukkan dengan persiapan belanja, rasanya kecewa jika tidak belanja di Madinah, bahkan anggapan mereka barang-barang di Madinah jauh lebih baik dan lebih murah daripada di Makkah, sehingga tas atau koper mereka sudah dipenuhi dengan oleh-oleh dari Madinah padahal urusan utama mereka untuk penunaian ibadah haji dan umroh belum terlaksana. Karena itu, bagi gelombang kedua ini menjadi kelebihan, karena mereka sudah siap dan focus datang ke Makkah untuk ibadah, sehingga setelah mereka selesai melaksanakan ibadah, mereka baru memikirkan perbelanjaan yang akan mereka bawa ke tanah air mereka.

Kedua, jamaah gelombang pertama lebih mendapatkan kesempatan persiapan ibadah yang lebih luas, ada banyak waktu luang untuk mempersiapkan pelaksanaan ibadah haji yang dimulai pada tanggal 08 sd 13 Dzulhijjah. Ada sekitar 20 sd 30 hari ke depan untuk menghadapi pelaksanaan ibadah haji. Sehingga mereka manfaatkan waktu semaksimal mungkin dengan ibadah arba’in, ziarah, zikir, tadabbur di Kota Madinah Munawwarah. Sedangkan untuk gelombang kedua, karena mereka langsung menuju Makkah, mereka sudah menggunakan kain ihram sejak di asrama haji dan melakukan niat di atas pesawat atau bandara King Abdul Aziz jika memungkinkan. Selama menempuh perjalanan 8-9 jam di atas pesawat, mereka tiba langsung pelaksanaan umroh. Sehingga kelelahan sangat mereka rasakan.

Ketiga, bagi gelombang pertama, mereka mendapatkan suasana di Madinah yang masih kosong tidak terlalu berdesak-desak, terutama bagi jamaah kloter pertama, begitu juga ketika mereka tiba di Makkah belum semua jamaah berkumpul di Makkah. Setelah tiba saatnya pelaksanaan ibadah haji, pada tanggal 6 Dzul hijjah semua jamaah haji sudah berkumpul di Makkah. Madinah pun Kembali kosong seperti semula. Tetapi bagi jamaah gelombang kedua, mereka sudah dikumpulkan di Makkah dan lama kelamaan jamaah terus berdatangan ke Makkah.

Bagi para jamaah haji yang mendapatkan gelombang pertama dan kedua harus bersikap dengan sangat bijak, ikuti semua peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah, gelombang pertama atau kedua, masing-masing punya kesempatan yang sama untuk mendapatkan haji yang mabrur atau mabrurah. Sebagai jamaah yang taat, tidak boleh memilih kehendaknya sendiri, semua sudah ditetapkan oleh peraturan pemerintah, laksanakan dengan ikhlas dan lapang dada.

Sebagai tanggung jawab Pemerintah, setiap kloter didampingi oleh para petugas professional yang mendampingi dan mengurus semua kebutuhan para jamaah haji dimulai saat keberangkatan sampai kembali ke tanah air. Setiap kloter terdiri dari 6 petugas haji yang meliputi seorang petugas kloter, seorang petugas pembimbing ibadah, seorang dokter dan dua orang perawat. Sehingga masing-masing kloter jumlah jamaah 404 ditambah dengan 6 petugas menjadi 410 jamaah. Setiap kloter dibagi kepada 10 rombongan yang masing-masing terdiri atas 40 jamaah dan dalam setiap rombongan terdapat ketua regu masing-masing. Semua jamaah dalam satu kloter harus mampu Bersatu sebagai bagian yang tidak terpisahkan di bawah kepemimpinan ketua kloter dan petugas lainnya. Karena itu, setiap ketua rombongan, ketua regu harus selalu berkoordinasi dengan petugas kloter agar semua pelaksanaan ibadah haji dapat berjalan dengan lancar, aman dan terkendali.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bandung Selengkapnya
Lihat Bandung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun