Atmosfir stadion Wembley yang dipenuhi nyanyian penyemangat dari suporter Indonesia mendadak berubah menjadi kecaman. Menit 74 Brazil berhasil berbalik unggul melalui gol dari Hulk. Tim Samba sebelumnya ketinggalan melalui gol cantik Boaz Solossa.
Gol Hulk inilah yang menjadi pemicu berubah sikapnya suporter Indonesia. Kecaman bukan ditujukan pada pemain bertahan Indonesia, bukan pada Hulk, dan bukan pula pada wasit. Kecaman justru diberikan kepada presiden Indonesia yang hadir secara langsung di stadion keramat orang Inggris itu.
“Keluar! Keluar! Kau bawa sial,” koor dari suporter yang dimulai oleh mereka yang berada di tribun belakang gawang timnas. Tanpa komando, suporter Indonesia yang jumlahnya hampir 40 ribu itu secara bersamaan meneriakan kalimat serupa. Wajar saja jika kemudian presiden dan ibu negara nampak panas dingin.
Kekhawatiran pada kehadiran Presiden SBY sebenarnya sudah ada sehari sebelum pertandingan. Sudah ramai dibicarakan di kalangan suporter Indonesia kalau mereka khawatir jika Presiden SBY datang, timnas akan kalah. Saat menjadi juara Piala Asia tahun lalu Presiden SBY tak datang, tapi dalam turnamen penting sebelumnya timnas gagal meraih hasil maksimal kala Presiden SBY datang.
Suporter bahkan sempat meminta langsung kepada Ketua Umum PSSI untuk melarang kehadiran Presiden. Tetapi, entah bagaimana Presiden mampu meyakinkan Ketum untuk memperbolehkannya hadir di tribun VIP stadion Wembley, bahkan kemudian dirinya dibuatkan acara khusus.
Dua jam sebelum kick off, presiden menghibur suporter yang datang dengan berdendang bersama dalam tajuk “1 jam bersama Presiden” di pelataran Wembley.
Aksi presiden tak hanya sampai disitu. Di ruang ganti pemain pun presiden mencuri kesempatan mengumandangkan lagu hitsnya “Kuyakin Sampai Di Sana” saat berbasa basi memberi motivasi sesaat jelang pertandingan.
Saat sudah berada di tribun VIP, seakan tak ingin kehilangan momen, Presiden SBY membagi – bagikan goodie bag yang berisi album barunya kepada tamu penting yang hadir, termasuk Ratu Elizabeth II.
Saking ramainya dibicarakan dan banyaknya aksi yang dilakukan oleh Presiden SBY di London, dirinya telah menjelma menjadi salah satu “bintang” dalam final Olimpiade.
Saat pertandingan, semuanya nampak baik – baik saja hingga pertengahan babak pertama. Gol pembuka dari Boaz Solossa seakan menunjukkan kalau kutukan “Si Pembawa Sial” yang tersemat pada Presiden tak lagi ada. Tetapi semuanya berantakan kala Hulk mencetak gol keduanya di final.
Semua orang Indonesia yang menyaksikan pertandingan final baik secara langsung maupun yang melalui layar kaca dirundung kekhawatiran kembali aktifnya kutukan yang dibawa Presiden SBY.
Koor suporter di Wembley semakin menggema. Teriakan “Keluar!!! Keluar!!!” semakin terdengar. Bahkan ada sekelompok suporter yang membentangkan spanduk bertuliskan “Bawa Sial”. Nampaknya spanduk itu sudah dipersiapkan sejak Presiden memastikan kehadirannya di partai puncak.
Dengan segala upaya akhirnya Ketum PSSI bisa mendesak Presiden untuk meninggalkan arena. Presiden beserta dengan ibu negara pun akhirnya keluar memasuki menit 80. Ikut serta pula Marjunie Abi dan istrinya yang sedari awal menemani Presiden.
Entah kebetulan atau memang Presiden Indonesia ini membawa aura negatif, lima menit setelah Presiden dan rombongannya keluar, Ahmad Bustomi bisa mencetak gol penyama kedudukan setelah menerima umpan matang dari Gabriel Omar.
Walaupun pertandingan akhirnya tetap dimenangkan oleh Brazil melalui gol yang dicetak Leandro Damiao di menit akhir pertandingan, Indonesia telah menorehkan sejarah untuk pertama kalinya meraih medali dari cabor Sepak Bola Olimpiade.
Sebagian suporter telah menerima kekalahan ini. Mereka optimis bahwa inilah proses yang harus dilalui timnas untuk meraih prestasi yang lebih baik lagi di masa mendatang. Mereka optimis menatap Piala Dunia 2014.
Namun, sebagian lain masih menyisakan kepedihan amat dalam dan mengkambinghitamkan Presiden sebagai “pembawa sial” yang menyebabkan timnas gagal meraih medali emas.
Yang jelas sekarang, inilah untuk pertama kalinya seorang kepala negara diusir dari stadion akibat dianggap sebagai “pembawa sial” oleh suporter yang tak lain adalah masyarakat yang dipimpinnya. J
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H