Tasikmalaya, Jawa Barat merupakan salah satu kabupaten yang ada di Indonesia, suku etnis yang mendominasi provinsi ini adalah suku sunda, dengan banyak keragaman sosial dan budaya, budaya ini mampu bertahan didalam perubahan zaman yang sangat tidak menentu, ciri khas daerah dari masing-masing kabupaten atau kota adalah bukti bahwa suku sunda adalah suku yang sangat kaya terhadap pengetahuan akan budayanya. Budaya sunda adalah warisan nenek moyang yang sudah dilestarikan secara turun temurun, sehingga masyarakat sunda harus mampu mengetahui dan selalu menerapkan budaya -- budaya tersebut, hal ini selaras dengan kegiatan yang saya ikuti yaitu pagelaran budaya Sunda dalam penampilan alat musik daerah yaitu angklung.
Â
Angklung merupakan alat musik tradisional Indonesia yang terbuat dari bambu dan dimainkan dengan cara digoyangkan. Alat musik ini berasal dari suku Sunda di Jawa Barat, dan telah menjadi simbol kekayaan budaya Indonesia. Pelestarian angklung sangat penting untuk menjaga warisan budaya serta mendukung identitas nasional. Angklung ini adalah salah satu alat musik yang mudah dimainkan, sehingga bisa dimainkan oleh banyak kalangan, mulai dari anak -- anak sampai orang tua. Ini merupakan kegiatan yang dilaksanakan secara rutin oleh masyarakat, sebagai lambang harmoni persatuan kegiatan ini mampu menjadi daya tarik yang disuguhkan secara menarik dan mampu memahami filosofis yang terkandung dalam pagelaran ini.Â
Aspek penting dalam pelestarian angklung yang pertama, bagian dari pendidikan dan pengajaran pelestarian angklung dapat dilakukan melalui pendidikan formal dan non-formal. Banyak sekolah di Indonesia yang memasukkan pelajaran seni musik tradisional, termasuk angklung, ke dalam kurikulum. Selain itu, berbagai komunitas dan lembaga seni juga mengadakan workshop dan kursus untuk mengenalkan angklung kepada generasi muda. Kedua, pertunjukan dan festival merupakan cara efektif untuk mempromosikan dan melestarikan alat musik ini. Event seperti Festival Angklung Internasional tidak hanya melibatkan para musisi lokal, tetapi juga mengundang peserta dari mancanegara, sehingga meningkatkan apresiasi terhadap angklung di tingkat global. Ketiga cara untuk melestarikan alat musik ini adalah membuat sebuah komunitas, banyak komunitas dan organisasi yang berfokus pada pelestarian angklung, seperti Saung Angklung Udjo di Bandung. Komunitas ini berperan penting dalam pengajaran, pertunjukan, dan penelitian terkait angklung, serta menjadi pusat pengembangan seni budaya Sunda.
Â
Selanjutnya, menciptakan kolaborasi antara angklung dan genre musik modern dapat menarik minat generasi muda. Beberapa musisi telah menggabungkan angklung dengan alat musik lainnya, menciptakan aransemen baru yang menarik dan relevan dengan perkembangan musik masa kini. Dengan semangat kolaborasi perlu adanya juga, dukungan pemerintah dan kebijakan, pemerintah juga memiliki peran penting dalam pelestarian angklung. Dengan mengakui angklung sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO, pemerintah dapat mengalokasikan sumber daya untuk program pelestarian dan promosi angklung di dalam dan luar negeri. Dan terakhir dalam kegiatan ini selalu melakukan dokumentasi dan riset mengenai angklung tidak bisa diabaikan. Melalui penelitian, kita dapat memahami sejarah, teknik, dan filosofi di balik permainan angklung, serta mengembangkan cara-cara baru untuk memperkenalkan alat musik ini kepada masyarakat luas.
Pelestarian angklung sebagai alat musik tradisional memerlukan kerjasama antara berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan pelaku seni. Dengan upaya yang terintegrasi dan berkelanjutan, angklung tidak hanya akan bertahan sebagai simbol budaya, tetapi juga akan terus berkembang dan mendapatkan tempat di hati masyarakat, baik di Indonesia maupun di dunia internasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H