Rasanya semenjak diadakannya Pemilihan Langsung, inilah proses Rekapitulasi terlama yang berlangsung di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Daerah yang bertetangga dengan Makassar ini pernah dipimpin selama 2 (dua) periode oleh Syahrul Yasin Limpo, Gubernur Sulsel sekarang.
Publik Sulsel tentu masih mengingat posisi Gowa dengan populasi pemilih yang cukup padat, selalu menjadi daerah penentu dalam perhelatan Pemilihan Gubernur. Penulis yang dulu bergabung dalam tim pemenangan SAYANG Jilid 1, masih mengingat begitu dinamisnya proses penghitungan/rekapitulasi suara di tingkat provinsi. Saat itu, Gowa menjadi daerah terakhir yang memasukkan hasil rekap ke KPU Provinsi, yang sekaligus menjadi penentu kemenangan Syahrul YL - Agus AN (SAYANG) atas Amin Syam - Mansyur Ramli (ASMARA). Meski selalu mengundang tanda tanya atas akurasi dan obyektifitas perhitungan suara rakyat, namun semuanya hanya menjadi gumpalan tanda tanya bagi semua pemerhati politik sulsel.
5 Tahun berselang. kembali terjadi. Pilgub yang diikuti 3 (tiga) kontestan, Gowa lagi lagi menjadi daerah penentu atas pasangan Sayang jilid 2. dan juga lagi - lagi, publik hanya bisa bertanya dalam hati atas hasil real yang terjadi di bilik suara dan yang tercatat di seluruh lembaran model formulir rekapitulasi.
Hari ini, 29 April 2014. Hari kelima penghitungan suara ulang Pemilu Legislatif 2014. Beragam kejanggalan mulai terkuak selama proses ini berlangsung. Ada yang kotak suara sudah kehilangan isi. Bahkan sudah ada prnyelenggara yang diproses secara hukum. Meski penghitungan ulang ini hanya dilakukan pada kecamatan Somba Opu saja, setidaknya hal ini bisa dianggap sebagai sebuah langkah maju atas demokrasi yang berkualitas di Kabupaten Gowa. Masyarakat sudah berhasil menumbuhkan(kembali) sedikit keberanian untuk menuntut hak demokrasi di tanah tempat lahir Ayam Jantan Dari Timur. Di tanah tempat lahir Syekh Yusuf Al-Makassariy. Daerah yang merupakan percontohan pelaksanaan Otonomi Daerah. Daerah yang sekarang dipimpin Adik dari Bupati 2 (dua) periode sebelumnya.
Pada proses ini, kita harus salut kepada pihak Panwaslu Kabupaten Gowa yang begitu berani mengeluarkan rekomendasi (beresiko) berupa penghitungan ulang. Meski rekomendasi ini lahir dari sebuah proses tekanan massa yang setiap hari melakukan unjuk rasa. Sampai tulisan ini dibuat, masih ada kelompok masyarakat yang melakukan unjuk rasa dengan memperluas issu untuk melakukan perhitungan pada seluruh wilayah kabupaten Gowa.
Berbagai kenyataan yang mewarnai proses ini, memang tidak bisa disimpulkan sebagai "rahasia" yang terkuak. Namun dari sudut pandang yang lain, setidaknya, bisa menjadi referensi kecil atas fenomena demokrasi di kabupaten Gowa. Yah, bisa jadi, dinamika Pemilu 2014Â ini adalah kejenuhan yang memuncak dari masyarakat Gowa atas "rasa penasaran" dengan hasil pemilihan yang selama ini berlangsung. Pilkada, Pilgub, Pileg dan-bisa jadi-Pilpres. Teruslah Berjuang, Teruslah Berani Saudaraku. Karena kita keturunan para pemberani. Wallahua'lam.
Sudut Warkop Sija Makassar, 29 April 2014.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H