Program pertukaran mahasiswa merdeka belajar yang termasuk kedalam program Kementrian Pendidikan, Budaya, Riset dan Teknologi telah dilaksanakan kedua kalinya setelah pada tahun lalu dimulai.Â
Menteri Kemendikbud, Bapak Nadiem Makariem mengatakan pada penyuluhan program ini, bahwasannya tujuan dari dilaksanakannya program ini agar seluruh mahasiswa di Indonesia dapat merasakan euforia pelaksanaan kuliah yang sama namun dilaksanakan ditempat yang berbeda dengan pilihan mata kuliah dan tujuan kampus pilihan yang diinginkan peserta pertukaran mahasiswa tersebut. Tujuan lain yang disampaikan bapak Menteri juga, program ini mengedepankan pertukaran budaya antara sesama mahasiswa dari seluruh daerah di Indonesia.
PMM 2 Inbound Kampus UNHAS (Universitas Hasanuddin), telah berhasil melaksanakan program ini selama 1 bulan pertamanya, setelah pada tanggal 22 Agustus 2022 lalu menyambut peserta PMM nya di Aula Baruga A.Amirudin Fak. Kedokteran. Universitas Hasanuddin memberi penyambutan yang sangat ramah dan begitu hangat, sehingga mahasiswa PMM Inbound UNHAS hadir dengan begitu ceria.
Pada Sabtu, 17 September 2022. Pihak UNHAS membuat sebuah program kelas inspirasi yang diberikan kepada mahasiswa PMM dalam acara yang dikemas dalam bentuk modul nusantara. Kelas inpirasi modul nusantara kali ini, dihadiri langsung oleh bapak Walikota Makassar, Ir. H. Moh. Ramdhan Pomanto di Rumah Jabat Walikota Makassar bertempat di Aula Angin Mamiri. Acara yang dimulai pukul 20.30 WITA dibuka langsung oleh Ibu Nunu Makarenu selaku PIC PMM 2 UNHAS.
Dalam acara tersebut, dihadirkan juga bapak Wakil Rektor UNHAS bidang Kemitraan, Inovasi, Kewirausahaan dan Bisnis Prof. Dr. Eng. Adi Maulana, S.T., M.Phil. menyampaikan ucapan terimakasih yang sebanyak-banyaknya karena dapat menghadiri acara kelas inpirasi untuk peserta mahasiswa PMM 2 UNHAS.Â
Bapak wakil rektor 3 juga menyampaikan pesan dari tujuan program PMM kepada bapak Walikota Makassar, yaitu "Finalnya, mempererat rasa kebangsaan NKRI tetap utuh dimasa kini dan mendatang, serta menjadi ajang pembelajaran nilai-nilai budaya". Beliau tidak lupa juga menyampaikan kekomitmennya UNHAS sebagai universitas yang menjadi pengikat bangsa negara Indonesia. Diakhir sambutannya, beliau mengatakan "Membantu UNHAS sama dengan mengukir kebersamaan warga Indonesia, terutama kawasan Indonesia Timur".
Tiba saatnya bapak walikota Makassar berbicara. Beliau sangat antusias dan semangat dalam menyampaikan motivasinya serta inovasi-inovasi modernnya kepada seluruh mahasiswa PMM UNHAS yang hadir saat itu.Â
Beliau bercerita sangat panjang. Beliau sempat menjadi dosen di UNHAS selama 21 tahun, namun beliau meminta keluar dan menjadi dirinya sendiri sebagai arsitek sebelum akhirnya menjadi walikota Makassar. Beliau sempat menceritakan masa kecilnya yang hidup dalam lorong, biasa disebut "Anak Lorong" selama 40 tahun, sehingga bisa meraskan bagaimana rasanya ketika bersosial dengan warga setempat begitu sangat sempit karena jarak yang sangat berdesak-desakan antar warga.
Sebagai salah satu bapak Walikota di Indonesia yang visioner, beliau pernah berkesempatan diundang untuk presentasinya di Monash University, Australia untuk mempresentasikan ide untuk kotanya (Makassar) yaitu "MAKASSAR TWICE BETTER 2026".Â
Presentasinya itu disampaikan kepada mahasiswa PMM dengan pembahasan mengenai pertumbuhan kota yang pesat di era teknologi yang canggih. Beliau mengatakan "Setiap kota punya masalah, setiap pemerintahan punya Batasan, setiap pemimpin mempunyai haters". Dari perkataan beliau, mahasiswa PMM diberi motivasi untuk bisa menjadi pemimpin yang adil, berwibawa dan visioner.
Ada salah satu perkataan beliau yang sungguh mengetuk hati seluruh mahasiswa PMM yang hadir saat itu, "Orang yang memiliki High Touch, maka ia akan mempunyai pemikiran yang High Tech".