BENARKAH TULISAN HURUF ALFABET MAMPU MEWAKILI TULISAN ARAB SECARA PRESISI?
Sampai saat ini banyak sekali orang yang masih memperdebatkan masalah kepenulisan bahasa latin yang berasal dari alih tulisan bahasa Arab. masalah yang sebenarnya cukup sepele ini justru menjadi sebuah perdebatan yang panjang sehingga menjadi masalah yang cukup pelik karena antara individu satu dengan yang lain saling memertahankan argumentasinya  masing-masing tanpa adanya sebuah solusi.
Misalnya, ada sesorang yang menulis kalimat Insya Allah, ada juga yang menulis Insha Allah, dan disisi lain ada yang menulis In Shaa Allah. Dari masing-masing individu tentunya mempunyai alasan atau argumentasi mengenai cara penulisan huruf latin di atas guna membenarkan apa yang telah dituliskan.
Ada yang berargumen bahwasannya Insya Allah sudah sesuai dengan kaedah ejaan huruf latin, ada yang juga yang menganggap bahwasannya Insha Allah lebih bisa mewakili tulisan Arab yang benar dan disisi lain bersikukuh bahwasannya dalam penulisan harus dipisah menjadi 3 kata yaitu In Shaa Allah. Â
Masing-masing argumen di atas memang sama sekali dapat dapat dibenarkan tapi juga tidak sepenuhnya dapat disalahkan karena tentunya mereka mempunyai alasan masing-masing dan dalil yang cukup untuk membenarkan argumentasi mereka. Namun yang paling amat disayangkan adalah antar individu sangat bersikukuh untuk mempertahankan argumentasi mereka sampai terjadi perdebatan yang cukup sengit. Hal tersebut mengakibatkan timbulnya masalah yang semakin runcing karena mereka saling menganggap bahwasannya argumentasi yang mereka sampaikanlah yang paling benar dan patut untuk diakui kebenarannya. Â
Sebenarnya bukan hanya kalimat "Insya Allah" saja yang selalu diperdebatkan, masih banyak sekali kalimat bahasa Arab seperti Masya Allah, Subhanallah, Artaghfirullah yang justru menjadi ajang untuk saling membenarkan dan menyalahkan. Lantas pertanyaannya apakah benar pengalihan tulisan Arab ke latin dapat memengaruhi dan sampai merubah makna ?
Menurut literasi yang telah saya baca dan pendapat dari beberapa guru yang telah saya kumpulkan sebelumnya dapat saya simpulkan bahwasannya penulisan huruf bahasa Arab aliyas huruf Hijaiyah yang telah kita alihkan pada huruf latin tidak sampai pada kategori merubah makna. Hal tersebut dikarenakan kaedah penulisan antara huruf Arab dan huruf latin tidak mempunyai kesamaan sama sekali. Selain itu cara pelafalan dan pengucapannya pun juga memepunyai perbedaan yang sangat jelas. Bahkan huruf hijaiyah mempunyai satu bidang keilmuan yang khusus untuk mempelajari cara pelafalan dan pengucapan huruf-hurufnya dari segi teori dan prakteknya.
Intinya benar atau tidaknya itu patokannya ada pada cara seseorang melafalkan, bukan pada penulisan. Sebab sampai kapanpun bahasa Arab tidak akan bisa diwakili oleh tulisan huruf alfabet secara presisi. Jika ada orang yang sangat keras kepala pada penulisan  huruf latin hasil pengalihan dari huruf Arab namun sedangkan dalam pelafalannya ia melakukan kesalahan dari segi toeri dan praktek maka otomatis orang seperti itulah yang sejatinya patut untuk disalahkan.
Contoh gampangnya seperti ini, kita sering melihat ada beberapa orang yang menulis kata "Allah" dan ada juga yang menulis dengan "Allah", yang dipertanyakan adalah tulisan mana yang sejatinya benar? Jika kita mau untuk memainkan logika kita tulisan yang sejatinya paling mendekati kebenaran tapi tidak sampai dibenarkan adalah "Allooh" karena kita sesuaikan dengan intonasi pengucapan dari lafadz .
Contoh diatas dapat dijadikan sebagai ilustrasi pada penulisan-penulisan yang lainnya. Hal yang paling penting adalah kita tidak perlu untuk mempermasalahkannya hingga timbul suatu perdebatan yang panjang. Selagi kita masih menulis dengan tulisan yang umum dan wajar sehingga tidak memancing reaksi berlebih dari kalangan umum maka hal tersebut bukanlah menjadi sebuah masalah.
Semoga tulisan saya dapat menambah keilmuan dan bermanfaat para pembaca.