Mohon tunggu...
Hasanul Mutawakkilin
Hasanul Mutawakkilin Mohon Tunggu... Jurnalis - -

-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menjadi Pendidik Bahasa Arab, Siapa Takut!

3 Oktober 2019   12:27 Diperbarui: 3 Oktober 2019   12:47 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Menjadi seorang pendidik bukanlah perkara yang mudah tapi juga bukan menjadi sebuah perkara yang susah. Dikatakan susah bisa jadi dikarenakan memang tidak mempunyai keinginan, minat dan bakat untuk menjadi seorang pendidik. Jika sudah tidak mempunyai keinginan, minta dan bakat maka seseorang akan sulit untuk terbiasa dalam melakukan sebuah pekerjaan. Sebaliknya, jika suatu pekerjaan sudah disertai keinginan yang kuat maka dapat dipastikan akan melakukan suatu pekerjaan dengan mudah.

Mendidik itu bukanlah suatu pekerjaan yang biasa saja, butuh ketelatenan yang cukup tinggi agar bisa dikatakan menjadi seorang pendidik. Karena proses untuk menjadi seorang pendidik harus melewati jangka waktu yang cukup panjang. Ada beberapa tahapan yang harus mampu di tempuh oleh para calon pendidik agar mereka bisa menjadi pendidik yang benar-benar kompeten dibidangnya.

Apalagi jika menjadi seorang pendidik bahasa Arab, selain harus mampu menguasai ilmu di bidang pendidikan, seorang pendidik bahasa Arab juga harus benar-benar menguasai bahasa Arab yang akan diajarkan kepada para muridnya. Pendidik juga harus menguasai banyak metode pembelajaran yang akan diterapkan di dalam kelas nantinya. Selain itu, pendidik juga harus mempunyai inovasi-inovasi dan kreasi-kreasi dalam metode pembelajaran yang mana dapat digunakan sewaktu-waktu jika metode pembelajaran yang telah dipersiapkan kurang efektif ketika akan diterapkan.

Banyak sekali tantangan yang harus dihadapi oleh pendidik bahasa Arab, salah satunya adalah tantangan para siswa yang tentunya mulai awal tidak menyukai pelajaran bahasa Arab. Mereka telah menganggap bahwasannya pelajaran bahasa Arab lebih sulit dari pelajaran matematika. Tantangan seperti inilah yang harus diatasi oleh para pendidik dengan meberikan motivasi demi motivasi kepada mereka.

Selain itu, juga terjadi sebuah ketimpangan antar siswa yang terjadi di dalam kelas, seperti ada beberapa siswa yang lulusan pondok pesantren yang tentunya lebih jago daripada siswa yang bukan lulusan pesantren. Dalam hal ini seorang pendidik harus mampu untuk menjadikan mereka menjadi satu-kesatuan agar kegiatan belajar-mengajar yang berlangsung di dalam dapat berjalan secara efektif dan kondusif. Sebenarnya masih banyak lagi tantangan yang harus dihadapi oleh para pendidik bahasa Arab namun hal tersebut bukanlah menjadi hal yang dapat menciutkan nyali kita untuk menjadi seorang pendidik bahasa Arab. Cukup sekian dari penulis dan terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun