Mohon tunggu...
Hasanudin
Hasanudin Mohon Tunggu... Guru - Guru Simulasi Digital

Nama saya Hasanudin, saya guru mata pelajaran simulasi digital atau yang lebih enaknya TIK karena materinya mempelajari tentang komputer seperti logika dan algoritma, peta minda, pemanfaatan perangkat lunak pengolah kata, pemanfaatan perangkat lunak pengolah angka dan pemanfaatan perangkat lunak presentasi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penerapan Budaya Positif di Sekolah

7 Juni 2024   13:45 Diperbarui: 7 Juni 2024   13:59 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Judul Modul   : Modul 1.4 Budaya Positif

Nama Peserta: Hasanudin, S.Kom., M.T.I., Gr


  • Latar belakang

Menurut Ki Hadjar Dewantara, sebagai pendidik harus berpihak pada murid artinya guru harus memberikan kesenangan dalam pembelajaran dengan model-model pembelajaran. Di lain itu sekolah pun harus nyaman, aman dan menyenangkan agar murid dapat berpikir, bertindak sesuai budaya positif yang ada di sekolah. Salah satu untuk membangun budaya positif dengan membentuk suatu keyakinan kelas dan menerapkan segitiga restitusi oleh semua ekosistem yang ada disekolah. Agar keyakinan kelas ini bisa di laksanakan dengan membuat tahapan antara guru dan murid sebagai langkah pertama untuk membangun dan menumbuhkan budaya positif di sekolah. Dan semua warga sekolah harus menerapkan segitiga restitusi untuk menuntun atau membimbing murid agar disiplin dan menjadi murid yang sesuai profil pelajar pancasila.


  • Tujuan

Tujuan dari budaya positif ini untuk menumbuhkan rasa percaya diri pada murid dan rasa keyakinan kelas antara guru dan murid, Menumbuhkan motivasi instrinsik murid, Menumbuhkan budaya positif, Menumbuhkan beriman kepada tuhan yang maha esa dan berakhlak mulia, dan menumbuhkan disiplin positif agar murid dapat mandiri dalam menyelesaikan masalah sebagai bentuk kemandirian.


  • Tolak Ukur
  •  Terbentuknya tahapan keyakinan kelas sesuai dengan konsep profil pelajar pancasila;
  • Guru dan peserta didik mampu melaksanakan dan menerapkan keyakinan kelas dengan keikhlasan murid tanpa ada paksaan;
  • Peserta didik dapat mandiri dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang ada di sekolah;
  • Guru dan peserta didik dapat menerapkan keyakinan kelas, budaya positif, dan  segitiga restitusi secara berkomitmen untuk sekolah yang merdeka belajar;
  • Peserta didik dapat menunjukan perubahan prilaku dari proses budaya positif.
  • Linimasa tindakan yang akan di lakukan
  • Memberikan sosialisasi penjelasan terhadap peserta didik dalam proses keyakinan kelas antara guru dan murid;
  • Bersama peserta didik berkomitmen melaksanakan keyakinan kelas dengan memasang bentuk-bentuk tulisan di mading, dikelas untuk dilaksankan;
  • Meminta ijin kepada kepsek,  mensosialisakan kepada ekosistem sekolah, dan melaksanakan secara konsisten.
  • Dukungan yang dibutuhkan
  • Kolaborasi kepsek, wakasek, kaprog, tenaga kependidikan, wali murid dan peserta didik untuk dapat bersama-sama dalam menerapkan budaya positif di sekolah;
  • Alat - alat yang harus dibutuhkan seperti ATK dan alat yang mendukung untuk kenyaman di sekolah agar budaya positif itu berjalan dengan konsisten.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun