Mohon tunggu...
Hasannudin udin
Hasannudin udin Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Islam Al-Azhar Bumi Serpong Damai

Membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Roman

Tragedi Cinta Raden Pabelan dan Putri Sekar Kedaton

5 September 2024   10:20 Diperbarui: 5 September 2024   13:25 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://id.images.search.yahoo.com/yhs/search;_ylt=A

Raden Pabelan anak seorang Tumenggung Mayang dari kerajaan Pajang,  dan sangat terkenal ketampanannya di seluruh  wilayah Pajang. Di balik wajah yang sangat tampan juga membuat pusing kedua orang tuanya, perilaku R Pabelan sering menggoda anak-istri  orang yang sudah bersuami. Kedua orang tuanya  sering kali mendapat laporan perilaku Raden Pabelan, inilah yang menyebabkan perasaan malu kedua orang tuanya kepada  masyarakat. Tumenggung Mayang  sering kali memberikan nasihat kepada Raden Pabelan tapi, semua nasihatnya tidak dihiraukannya. Raden Pabelan terus melakukan perilaku yang membuat kedua orang tuanya malu dan  semakin tersudut di masyarakat. Tidak ada perubahan atas  sikap Raden Pabelan ini, membuat Tumengung Mayang berpikir keras  bagaimana cara untuk menghentikan  perilaku Raden Pabelan tersebut.

Tumenggung Mayang menantang kepada anaknya sambil berkata, "Jika kamu tidak mau beristeri dan mengganggu anak-isteri orang, jangan kepalang tanggung. Putri Sultan Pajang bernama Sekar Kedaton itu rayulah. Andaikata kamu mati karena itu, kamu akan menjadi pembicaraan yang baik. Jika berhasil berkat pertolongan Allah, dan putri Sultan menjadi isterimu, akan tersohor namamu. Tidak seperti perbuatanmu yang lalu, selalu menggangu anak- istri orang. Itu tidak baik, jika kamu menemui celaka karena perbuatnmu itu, orang akan mengatakan betapa nista hidupmu." Raden Pabelan berkata kepada bapaknya, "Saya tidak bisa merayu lagi pula putri Sekar Kedaton ada di dalam istana jadi sangat sulit untuk menjumpainya."

Tumenggung Mayang menjawab kesulitan yang akan dialami anaknya untuk menaklukan hati Putri Sekar Kedaton sambil berkata, "Biasanya perempuan suka bunga yang wangi-wangi, berikanlah  bunga cempaka kepada Putri Sekar Kedaton  melalui abdinya, biasaya perempuan sudah menerima bunga dari seseorang,  akan merasa tidak enak untuk makan dan minum, akan selalu berpikir ingin bertemu siapa yang memberi bunga ini." Raden  Pabelan membawa bunga cempaka  dan ditempatkan dalam wadah kecil sekaligus diselipkan surat. Raden Pabelan bergegas menuju tempat Putri Sekar Kedaton dan melihat abdi keraton mau membeli bunga di pasar langsung dihampiri oleh Raden Pabelan sambil berkata: " ini bunga dari Raden Pabelan dan diberikan kepada Tuan Putri Sekar Kedaton."

Abdi keraton pulang ke tempat kediaman Putri Sekar kedaton, dan memberikan bunga cempaka kepada Putri Sekar kedaton,  surat yang ada disamping bunga dibukanya dan segera dibaca isinya "Dari Pabelan ingin mengabdi kepada Kanjeng Ratu dari dunia sampai akherat."Kanjeng Ratu Sekar Kedaton sangat terperanjat setelah membaca surat tersebut dan sangat kasmaran ingin bertemu dengan Raden Pabelan yang sangat terkenal di Pajang karena ketampanannya. Putri Sekar Kedaton meminta kepada abdinya sambil berkata, " Tolong keluar   temuilah kepada  pemberi bunga dan surat ini katakan kepadanya nanti malam  ditunggu  Putri Sekar kedaton di keputren." Tidak lama kemudian  abdi  Putri Sekar Kedaton menemui Raden Pabelan dan menyampaikan pesan dari Kanjeng Ratu Sekar Kedaton tersebut. Ada perasaan bangga dan gembira  yang sangat luar biasa pada diri Raden Pabelan,  sekaligus  juga bingung  bagaimana cara masuk ke keputren yang sangat  kuat dijaga pasukan Pajang.

Raden Pabelan menemui  bapaknya "Tumenggung Mayang" sambil menjelaskan  kesulitan yang untuk menemui Putri Sekar Kedaton mendengar masalah dihadapi anaknya, Tumenggung  Mayang seorang pejabat di kerajaan Pajang  tahu betul  seluk beluk keamanan kerajaan  Pajang dan membocorkan rahasia bagaimana bisa masuk ke  Kaputren dan  bisa lolos dari penjagaan  pasukan Pajang. Raden Pabelan akhirnya berhasil masuk di keputren dan berjumpa dengan Putri Sekar Kedaton  dan memadu kasih, pada malam berikutnya Raden Pabelan  berupaya ingin keluar dari Keputren tidak bisa karena rapatnya penjagaan pasukan Pajang. Raden Pabelan bermalam di Kaputren selama  delapan hari, selama satu minggu lebih para abdi dalam   curiga Putri Sekar Kedaton tidak keluar kamar. Timbul inisiatif  dari abdi dalam untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya dari Putri Sekar Kedaton tersebut, dalam waktu sangat cepat akhirnya memperoleh informasi tentang Putri Sekar Kedaton sedang memadukasih dengan Raden Pabelan. Abdi dalam memberitahukan  keterangan tersebut kepada Sultan Pajang Hadiwijaya, dan responnya sangat marah sekalli atas perilaku Raden Pabelan yang tidak senonoh kepada putri kesayangannya.

Sultan  Hadiwijaya memaggil pasukan pajang dipimpin  Ngabewi Wira Kerti untuk membunuh orang yang berbuat tidak senonoh kepada Putri Sekar kedaton. Ngabehi Wira Kerti membawa pasukan berjumlah  duapuluh orang menyerbu keputren dan  melihat  di kamar keputren Raden Pabelan  dan  Putri Sekar Kedaton lagi berpelukan dan tidak mau terlepas  satu lainnya. Melihat kondisi seperti itu keduanya tidak mungkin menggunakan kekerasan kepada Raden Pabelan akan membahayakan  juga keselamatan  Sekar Putri Kedaton, maka Ngabehi Wira Kerti menggunakan cara  dialog untuk memisahkan keduanya. Ngabehi Wirakerti berkata kepada Raden Pabelan, "Hai Raden Pabelan, datanglah kemari. Percayalah padaku. Ayahmu Tumenggung Mayang sudah terbuka tentang perbuatanmu. Untuk itu sekarang akulah yang menangung mati-matan  hidupmu. Karena Sultan pajang sudah menaruh kepercayaan besar kepadaku, bahwa masalah di dalam keputren, kamu tahu sendiri, saya mohon kepada  Sultan agar kamu dinikahkan secara resmi dengan Putri  Sekar Kedaton. Ayo saya ajak sowan ke Sultan Pajang."

Mungkin sudah takdir ilahi, Raden Pabelan percaya atas perkataan Ngabehi Wira Kerti., sehingga mau melepaskan pelukan dengan Putri Sekar kedaton. Raden Pabeln mengikuti Ngabehi Wora kerti sampai dipelataran, tidak lama kemdian Raden Pabelan diserang pasukan pajang sehingga mengakamilukan yang sangat parah dan akhirnya tewas. Mayat raden Pabeklan dibuang ke Sungai Lawiyan.Tewasnya Raden Pabelan ini membuat goncangan batin dahsyat pada  Putri Sekar Kedaton, dan tak mampu merasakan derita bathin yang dalam, terus membuncah hebat, raganya pun tak mampu menampung segala rasa penderitaan itu. Putri Sekar Kedaton mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Sang putri tewas dengan menceburkan diri ke sumur yang berada di kompleks taman keputren keraton. Sang putri melakukan "bela pati" atas nama janji yang harus dipegang teguh meski harus ditebus dengan mati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun