Mohon tunggu...
Hasannudin udin
Hasannudin udin Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Islam Al-Azhar Bumi Serpong Damai

Membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Istana Kehilangan Tuah

31 Agustus 2024   08:08 Diperbarui: 31 Agustus 2024   08:30 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ihttps://id.images.search.yahoo.com/yhs/search;_ylt=Awr1QhWGZNJmPTcOg.z3RQx.;_ylu=Y29sbwMEcG9zAzEEdnRpZAMEc2VjA3BpdnM-?nput sumber gambar

Istana yang indah dan gagah sudah kehilangan nafas kerakyatan.

Butir-butir kebijakan yang dibuat di istana telah menambah derita rakyat.

Asa rakyat yang bergantung kepada istana, kini lenyap  bagai fatamorgana.

Dinding-dinding istana yang megah,  kini bukan lagi memikirkan kemegahan rakyatnya.

Asa rakyat telah disingkirkan oleh megahnya istana, kini istana menjadi tempat paling indah bagi orang besar.

Istana yang gagah,  kini bisu dan tuli  atas jeritan dan tangisan rakyat kecil yang menangis dan kelaparan.

Keindahan istana terasa sangat hampa sekali, karena sudah kehilangan denyut nadi kehidupan rakyat.

Istana bukan tempat yang indah  membela rakyat kecil, tetapi tempat mengebiri dan menghancurkan nasib rakyat.

Istana bukanlah kumpulan orang bijak yang satu jiwa dengan rakyat, tetapi  dihuni manusia berdasi yang menghancurkan rakyat.

Istana,  kini telah menjadi tempat berkembang biaknya monster perusak dan penghancur rakyat.

Istana menjadi wahana sambung para perusak negeri, dan bukan lagi menjadi tempat indah untuk sambung rasa rakyat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun