Mohon tunggu...
Cecep Hasannudin
Cecep Hasannudin Mohon Tunggu... -

Anak rantau yang baru bisa baca dan nulis.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Tak Butuh Alasan Aku Tertarik Padamu, Jokowi!

5 Juni 2014   01:05 Diperbarui: 20 Juni 2015   05:19 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14018794361138278844

[caption id="attachment_327419" align="aligncenter" width="448" caption="Foto diambil dari: www.pemilu.metrotvnews.com"][/caption]

Kalau membahas manusia bernama Jokowi itu rasanya otak ini tak pernah buntu. Ada saja yang patut ditulis mengenai putra Solo tersebut. Saya tidak hendak berfokus pada kekurangan yang dimiliki suami Iriana tersebut. Sebab, kalau saya menuliskan keburukan dan segala centang-perenangnya—itu sama sekali tak membawa keuntungan buat saya.

Apa kekurangan dan keburukan Jokowi? Sekali lagi, saya tidak tahu—dan sudah saya katakan, saya hanya berfokus pada keunggulan dan kelebihannya—kalau memang ada. Andai pun ada keburukan dan kekurangan dari ayah tiga anak tersebut, ya biarlah. Toh, itu kesalahan dan kekurangan Jokowi, bukan saya.

Maksud saya, cukuplah orang lain saja yang coba menjelekkan/memfitnah mantan walikota Solo itu, apalagi jelang Pilpres ini—kalau memang ada. Saya tidak mau ikut-ikutan. Saya menyimak saja. Bagi saya, kampanye hitam yang berseliweran yang memojokkan di antara kedua kontestan calon presiden, itu biasa. Dan itulah dinamika.

Dan saya, selama ini pun ikut mengamati segala cercaan sekaligus pujian yang dialamatkan terhadap dua capres-cawapres nomor urut 1 maupun 2—Prabowo-Hatta dan Jokowi-Jusuf Kalla—utamanya dari masyarakat maya. Sialnya, saya tidak ikut terpancing dengan apa yang dilakukan warga maya itu. Saya cukup katakan, ”Hmmm.”

Riuh rendah cacian dan pujian di dunia maya terhadap keempat putra terbaik bangsa tersebut, tampaknya memang dilontarkan warganya secara jujur—walau kadang-kadang saya perhatikan ada satu dua dari mereka sekadar asal bunyi dan  saling menjatuhkan. Jarang sekali pendapat di sana yang bersumber dari kepala dingin.

Kalau sudah memerhatikan seperti itu, saya katakan—lagi-lagi hanya di dalam hati, ”Hey kalian, kalian dibayar berapa, sih oleh tim sukses capres-cawapres yang kalian unggulkan hanya demi menjatuhkan lawan? Tidak adakah cara lain yang lebih beradab? Sekiranya tak ada keuntungan dari semua itu, diam sajalah! Anda itu sedang diperalat!”

Sekarang itu, kenapa saya lebih tertarik mengulas Jokowi tinimbang Prabowo yang selalu berapi-api bicaranya kalau di atas podium? Walau mungkin, dihitung secara jumlah partai yang berkoalisi dengan pasangan Merah-Putih tersebut, pasangan inilah yang bakal memenangi Pilpres 2014 ini. Biarlah, Ra Popo. Yang penting saya mau nulis tentang Jokowi. Titik.

Alasannya? Nah, kalau ditanya kenapa saya lebih tertarik Jokowi—itu juga sulit bagi saya menjawabnya. Saya pernah baca di bagian belakang sebuah novel, ”Mencintaimu tak membutuhkan alasan”, di toko buku Gramedia beberapa saat lalu. Pun dengan Jokowi, ”Aku tertarik/kagum kepada Jokowi tak perlu alasan. Pokoknya suka aja dengan gayanya.”

Bukan berarti gaya Prabowo tidak menarik atau tidak bagus, lho. Ini soal pilihan. Terus, salah satu teman yang kini jadi guru di salah satu daerah di Sumatera Selatan berujar—yang sebelumnya saya tanya kenapa mau pilih Jokowi pada 9 Juli.”Pokoknya suka aja. Dia rendah hati, penampilannya sederhana, dan dekat sekali dengan rakyat. Orang seperti itu yang diinginkan rakyat.”

Anis Baswedan, juru bicara capres-cawapres Jokowi-Jusuf Kalla—dalam tiap kesempatan selalu mengungkapkan—yang menurut saya patut diamalkan, ”Lawan berdebat adalah teman berpikir. Lawan badminton adalah teman berolahraga, dan lawan dalam pertarungan Pilpres adalah teman untuk membangun Indonesia.”

Selamat berdemokrasi secara bijak, warga Kompasiana!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun