Modus dengan cara menelepon dan memberitahukan berita "duka" kepada sanak saudara membuahkan uang berjuta-juta. Itulah yang dialami adik kandung dari ibu saya.
Kamis, 27 September 2012. Penipu berpura-pura menelepon dan memberitahukan kepada tante saya bahwa anak kandungnya mengalami kecelakaan hebat yang berakibat anaknya gegar otak, patah tulang, dan harus secepatnya dioperasi. Menelepon dengan cara terus menerus dan membuat keadaan menjadi semakin panik, lalu memberitakan bahwa alat-alat yang digunakan untuk operasi itu harus dibeli dari singapura. Penipu itu memerintahkan untuk mentransfer sejumlah uang ke salah satu rekening Bank.
Sebelumnya tante saya sudah mencoba beberapa kali untuk menelepon anaknya yang dikabarkan telah terjadi kecelakaan, tetapi tidak juga diangkat karena anaknya sedang mengikuti UTS (Ujian Tengah Semeter) di sekolah.
Dengan keadaan panik diselimuti dengan rasa gelisah dan ingin tahu, tanpa pikir panjang tante saya pun pergi ke bank untuk mentransferkan uangnya ke nomor rekening yang telah diberikan oleh penipu tersebut. Akhirnya tidak sampai 30 menit, sejumlah uang 15 juta raib digondol penipu.
Setelah sadar bahwa dirinya telah tertipu tante saya secepatnya melaporkan kejadian tadi kepada pihak yang berwajib. Setelah ditelusuri nomor telepon dan nomor rekening tersebut sudah tidak aktif.
Begitulah para penipu yang beranggapan bahwa dengan cara apapun uang bisa didapatkan dengan mudah, tanpa memikirkan apa yang akan terjadi dan menimpa mereka dan keluarganya kelak.
Hati-hatilah terhadap penipuan melalui telepon dengan modus memberitakan berita "duka" atau meminta sejumlah pungutan biaya karena telah mendapatkan undian berhadiah dari oknum-oknum yang tidak jelas dan tidak bertanggung jawab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H