Mohon tunggu...
Hasan Lukman
Hasan Lukman Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Seseorang yang sedang mencari "sesuatu" di UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dua Pasang Tangan

16 Januari 2014   10:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:47 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Di atas sebuah meja kecil, dua pasang tangan membisu di tengah keramaian tangan-tangan lainnya. kedua pasang tangan itu dipenuhi kegelisahan. Sepasang tangan dengan jemari lentik mulai memecah kebisuan dengan sebuah pertanyaan. "Sebenarnya apa yang ingin kamu katakan?"

"Aku hanya sepasang tangan bodoh". Jawab sepasang tangan kekar datar.

"Ucapanmu tidak memberi jawaban sama sekali. Katakanlah yang sejujurnya".

"Aku hanya sepasang tangan hina"

"Ayolah, ucapkan kata-kata lain. Ah, kamu mulai menyebalkan" Gemas sepasang tangan dengan jemari lentik itu.

"Apa yang harus aku katakan lagi? Itu sudah mewakili sebagian besar kegelisahanku"

"Tidak adakah kegelisahan lain yang lebih besar dari ucapan bodohmu itu? Bukankah selama ini kita adalah dua pasang tangan yang baik-baik saja?"

Keduanya kemudian membisu. Sepasang tangan dengan jemari lentik hanya menunggu jawaban dari sepasang tangan kekar di depannya.

Di tengah kebisuan sepasang tangan lain datang memasuki arena meja kecil itu. Jemarinya tak kalah lentik. Namun ada satu yang membuatnya berbeda --dan mungkin membuatnya lebih indah-- yaitu sebuah cincin emas yang melingkar di jari manis tangan kanannya. Kehadirannya yang tiba-tiba membuat sepasang tangan dengan jemari lentik kaget dan bertanya-tanya, siapa sepasang tangan dengan cincin emas di jari manisnya ini?

"Perkenalkan, sepasang tangan dengan cincin di jari manisnya ini adalah sepasang tangan yang telah kupersunting minggu lalu". Ucap sepasang tangan kekar memecah kebingungan dan kebisuan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun