Seperti halnya agar bisa berhasil dalam melewati ujian praktik diperlukan keahlian dan keterampilan. Dan suatu keahlian dan keterampilan itu tentu tidak akan bisa dikuasai cukup dengan melihat dan mengamati saja.
Agar seseorang menjadi terampil dan ahli, dia memerlukan latihan dan praktik nyata yang mungkin tidak cukup hanya dilakukan satu atau dua kali. Semakin sering berlatih, maka peluang untuk menjadi ahli dan terampil akan semakin tinggi. Dengan begitu hal ini akan memudahkan kita untuk melakukan praktik nyata sesuai tuntutan.Â
Dengan begitu, kita tidak akan mudah untuk selalu bergantung pada orang lain untuk membantu kita. Atau kita tidfak perlu untuk merengek meminta belaskasihan dan kebaikan orang untuk diberikan perlakuan khusus yang sebenarnya justru akan memudarkan dan menghilangkan sikap mental kemandirian kita.
Yang ketiga, bahwa perubahan (khususnya dalam birokrasi dan layanan publik) ke arah yang baik sangat bisa diwujudkan. Saya melihat dan membuktikan bahwa birokrasi layanan telah menunjukkan perubahan dan perbaikan sebagaimana dalam layanan permohonan SIM ini, di mana layanan telah diselenggarakan dengan humanis oleh para petugas.
Hal ini tentu akan berdampak positif terhadap peningkatan kepercayaan publik kepada birokrasi yang selama ini dikenal sulit dan cenderung koruptif. Namun terlepas dari adanya perubahan maju yang telah dicapai, yang tak kalah penting adalah adanya sikap disiplin dan konsistensi para petugas dalam menjaga keberlanjutan mutu layanan yang mana hal ini masih menjadi kendala dan masalah bangsa kita.
Jika para petugas mampu menjaga konsistensi dalam layanannya, dan birokrasi mampu memberikan kemudahan, tidak berbelit dan lepas dari koruptif, Indonesia maju yang menjadi cita-cita kita bersama akan dapat segera terwujud.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI