Sebuah fenomena kehidupan yaitu keanekaragaman agama dan budaya di kalangan umat manusia dari zaman dahulu hingga sekarang merupakan sebuah fakta dan anugerah yang tidak dapat diingkari. Quraish Shihab sebagai seorang cendikiawan Muslim Indonesia sekaligus ahli dalam tafsir berpendapat bahwa, "Keanekaragaman dalam menjalani kehidupan adalah keniscayaan yang dikehendaki Allah. Cakupan dalam hal ini perbedaan dan keanekaragaman pendapat dalam bidang ilmiah, bahkan keanekaragaman persoalan manusia menyangkut kebeneran kitab-kitab suci, penafsiran kandunganya serta bentuk pengamalanya. Realitas ini tidak dapat dipungkiri maupun dihindari, karena setiap perbedaan harus di terima sebagai sunnatullah. Yang menjadi pertanyaan adalah apakah dari perbedaan tersebut setiap manusia dapat saling menghormati, tidak menyatakan paling benar sendiri, tidak saling menyalahkan, dan bersedia berdialog atau bermusyawarah?. Maka Islam Moderat hadir di sela-sela pertanyaan tersebut.
Islam Moderat berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mempunyai arti yaitu sebagai suatu sikap yang cenderung ke arah jalan tengah yang senantiasa menghindari perilaku atau pengungkapan yang ekstrem. Ekstrem disini berarti fanatik, paling sangat, paling ujung, paling keras atau hal yang di anggap keterlaluan. Dalam arti sederhananya Islam Moderat adalah suatu usaha dan sadar menjauhkan cara keberagaman (Islam) yang jauh dari sikap berbuat kasar, keras, dan keterlaluan berlebihan baik dalam berucap, bersikap, dan begitupula bertindak. Hal ini selaras dengan apa yang di bawa oleh Nabi Muhammad Saw. yang membawa agama Islam dan ajaranya dengan cara yang damai sebagai agama "Rahmatan lil Alamin".
Seiring berkembanya zaman, Islam Moderat banyak di suarakan oleh setiap elemen masyarakat terkusus umat Islam sebagai jawaban dan sikap atas keberagaman manusia yang plural baik dari Suku, Agama, Ras, Antargolongan (SARA). Sikap moderat ini di anggap sebagai perwujudan atas kesiadaan diri untuk menerima dan hidup berdampingan dengan kelompok atau golongan keagamaan baik dalam agama Islam itu sendiri maupun selain agama Islam.Â
Namun pada praktis atau pelaksanaanya pada masa sekarang, Islam Moderat belum sepenuhnya dapat dipahami dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari terkhusus umat Islam. Sebagian masyarakat masih belum bisa menerapkan dan seakan bertolak belakang dengan prinsip-prinsip dari Islam Moderat. Hal ini dapat terlihat dari masih belum bisanya menghargai setiap perbedaan, masih adanya rasisme, dan belum dapat bertoleransi dengan baik antar sesama manusia baik dalam luang lingkup agama Islam maupun dengan agama lainya.
Lalu apa yang menjadi faktor kenapa Islam Moderat belum sepenuhnya dapat terealisasi dalam kepribadian umat Islam?. Adapun faktor Islam moderat belum sepenuhnya dapat terwujud tidak terlepas dari beberapa persoalan, di antaranya sebagai berikut :
1. Kurangnya pemahaman yang mendalam mengenai Islam Moderat
Kurangnya pemahaman ini dapat terlihat dari banyaknya masyarakat yang pada dasarnya belum memahami secara utuh mengenai konsep Islam Moderat itu sendiri. Dari kurangnya pemahaman inilah yang kemudian menyebabkan sebagian orang cenderung ekstrem baik ke arah konservatif maupun liberal dan berbanding terbalik dengan prinsip Islam Moderat sehingga kemudian sulit untuk menerima pendekatan moderat.Â
2. Pengaruh radikalisme dan konservatisme
Tidak dapat di pungkiri bahwasanya kelompok radikal atau konservatif yang kuat banyak muncul di tengah-tengah masyarakat yang plural atau beragam dan menjadi faktor penghambat bagi penyebaran Islam Moderat. Kelompok ini cenderung menolak prinsip-prinsip Islam Moderat yang mengedepankan pemikiran moderat, toleransi, inklusif dan keberagaman. Selain itu pula, kelompok radikal ini menyebarkan doktrin atau penekanan yang bertentangan dengan nilai-nilai moderasi.
3. Media sosial dan polarasi