Mohon tunggu...
Hasan Ferdiana
Hasan Ferdiana Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pertimbangan Jika Ade Komaruddin Jadi Ketum Golkar (Part 1)

2 Maret 2016   11:42 Diperbarui: 2 Maret 2016   11:50 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pelaksanaan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar di jadwalkan akan dilaksanakan sekitar April atau Mei mendatang, hiruk-pikuk dan dinamika politik semakin memanas di perbincangkan, terutama sekali terkait manuver-manuver yang di lakukan oleh para calon ketua umum; saling serang, pasang kuda-kuda, melakukan lawatan ke setiap DPD-DPD, siapa yang pantas dan plus minus nya seorang kandidat terhadap partai Golkar sendiri, menjadi wacana ngahat yang dalam rubric media massa.

Tentu siapapun yang maju sebagai calon ketua, haruslah mumpuni sebagai orang yang Prestasi, Dedikasi, Loyalitas dan Tidak Tercela (PDLT), dan secara konstitusi organisasi terpenuhi dengan baik serta mendapatkan minimal 30 porsen dukungan dari total suara.

Nah, berikut penulis ingin menimbang-nimbang terhadap Ade Komaruddin atau yang akrab di sapa Akom, terkait wacana pencalonanya sebagai ketua umum Golkar dan semakin menguatnya dukungan terhadap dirinnya. Rekontruksi ini bertujuan untuk melihat danpak positifnya sosok Akom terhadap partai Golkar kedepan. Sehingga itulah makanya kali ini penulis kasi judul “Pertimbangan JIka Ade Komaruddin Jadi Ketum Golkar”, langsung saja:

Pertama, Akom memiliki banyak prestasi yang dia torehkan, baik sebagai anggota DPR, kader partai atau sebagai ketua umum organisasi kemasyarakatan SOKSI yang saat ini dia mimpin. Dan dia merupakan kader yang “sangat bersih” dari indikasi-indikasi hukum, tidak pernah terjerat hukum, apa lagi tersangka korupsi, dan Akom juga tidak pernah sekalipun mendapatkan dakwaan sebagai orang yang “tidak beretika dan bermoral”. Jika sebaliknya, dipimpin oleh orang yang kebalikan dari yang disebutkan di atas, maka bisa di pastikan Golkar akan menghadapi persoalan baru dan semakin menyandera partai berlambang pohon beringin tersebut.

Kedua, dalam opini atau stigma yang terbangun dalam masyarakat, baik melalui media massa ataupun perbincangan masyarakat disetiap warung kopi, Akom tidak memiliki catatan hitam yang perlu di waspadai atau di curigai sebagai antek-antek ini itu, pengusaha hitam, mementingkan bisnis, dll. Dengan itu dapat menjadi satu poin penting dalam kepemimpinannya nanti sehingga Golkar akan sangat mudah mendapatkan dukungan rakyat, dan tentu Golkar akan kembali mendapatkan legitimasi serta kepercayaan rakyat setelah prahara yang partai.

Ketiga, Akom adalah orang yang bersih, berwibawa, cerdas dan terkenal berani dalam memperjuangkan hak-hak rakyat serta membela kebenaran lewat panggung parlemen, ini akan menjadi nilai plus bagi Golkar, partai tersebut seolah mendapatkan energy baru sebagai “suara rakyat adalah suara Golkar” dan akan secepat mungkin dapat mengembalikan citra buruk Golkar di mata masyarakat. Sehingga dengan itu pula, ketika dia memimpin Golkar kelak, maka tidak ada lagi hal yang dapat mengganggu proses politik partai atau yang dapat dipersoalkan dikemudian hari yang bisa berdampak pada rusaknya partai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun