Mohon tunggu...
Hasan Ferdiana
Hasan Ferdiana Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Akom Meminta Maaf Atas Pernyataannya

6 April 2016   21:55 Diperbarui: 6 April 2016   22:02 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ade Komaruddin"][/caption]Setelah pemberitaan yang kurang elok yang dimuat oleh Tribunnews.com yang menjelaskan tentang beredarnya potongan video yang berdurasi 15 detik. Dalam video tersebut terlihat Akom (sapaan akrab Ade Komaruddin) dengan mengenakan kopiah hitam dan batik merah sedang menjelaskan sesuatu hal, namun tidak dapat diketahui hal apa yang dijelaskan tersebut karena dalam video tersebut hanya menunjukkan potongan pembicaraan dimana akom mengatakan "Anggota DPR yang pikirannya sesat, menjadi lurus,".

Entah siapa yang pertama kali menyebarkan video pendek tersebut, yang bagi penulis sengaja di potong dan di edit, diamabil potongan penyataan yang dapat ditafsirkan salah oleh publik. Dan potongan video tersebutlah yang dijadikan oleh Tribunnews.com sebagai berita, dengan motif-motif tertentu misalnya karena ingin menaikkan retting berita, motif ekonomi alias di bayar oleh oknum tertentu, atau karena tendensi politik dengan pihak-pihak yang tidak menyukai Akom sehingga dengan berita tersebut dapat menjadi issu yang dapat melemahkan kredibilitas Akom baik di mata rakyat Indonesia maupun dihadapan kader-kader Partai Golkar.

Sebagai jurnalis yang baik sesungguhnya tindakan seperti itu tidak dibenarkan, sebab provesionalisme jurnalis, UU jurnalis dan sumpah janji jurnalis juga melarang dan mengatur tentang hal-hal seperti itu. Sebuah berita haruslah dibuat seobjetif mungkin sehingga berita tersebut benar-benar berisi faktas-fakta sosial dan bukan sebuah fitnah dan berita yang dikarang bebas. Kenapa demikian, karena video yang beredar tersebut sungguh sangat jelas tidak baik orang yang menyebarkan video tersebut, dimana poin utama pembahasannya di buang dan diambillah potongan yang hanya memuat penyataan AKom yang demikian, padahal ada penjelasan lebih rinci secara logis kenapa kemudian pernyataan itu keluar.

Namun apapun pemberitaan itu, Ade Komaruddin atau Akom telah secara resmi menyampaikan permintaan maafnya dalam forum paripurna DPR RI di Senayan. Menurut Akom, ucapannya itu tak bermaksud untuk merendahkan martabat para wakil rakyat.

"Mohon maaf, kepada Mas Edhi. Saya mohon maaf ada kata-kata yang kurang berkenan disengaja atau tidak sengaja, tidak ada maksud merendahkan martabat, justru kian hari parlemen harus tambah bermartabat," kata Akom di hadapan peserta sidang.

Artinya, walaupun Akom tidak bermaksud mengatakan bahwa anggota DPR memiliki pemikiran yang sesat, karena sesungguhnya pernyataan demikian keluar dalam rangka menjelaskan poin-poin penting manfaat dari rencana pembangunan perpustakaan DPR RI. Di mana secara logika atau manfaat intelektualnya, dengan adanya perpustakaan tersebut dapat memberikan pencerdasan kepada semua pihak, karena perpustakaan berisi ribuan buku, dari buku tersebut dapat kita pelajari banyak hal, sehingga dengan pengetahuan dan informasi yang diperoleh dari buku-buku yang di baca tersebut dapat mencerdaskan yang bodoh, meluruskan pikiran-pikiran yang sebelumnya tersesat dan lain-lain.

Permintaan maaf Akom tersebut, menunjukkan kebijaksanaan dari seorang politisi, menunjukkan keberanian jiwa dalam menghadapi persoalan-persoalan yang tengah di hadapi, tidak banyak orang berani melakukan hal yang sama sebagai mana yang dilakukan oleh Akom karena mungkin orang akan berpikir gengsi, harga diri, menjaga kewibawaan dan lain-lain. Yang seperti itu adalah mereka yang sesungguhnya belum siap mengahadapi persoalan.

Sikap seperti yang ditunjukkan Akom itu disebut sikap jujur dan teladan. jujur pada apa yang telah dilakukan dan kemudian bertanggungjawab dengan semua hal yang terjadi; kemudian bersikap teladan, yaitu menunjukkan sikap kebijaksanaan diri yang luhur terhadap apa yang telah iya lakukan, hal ini untuk tetap menjaga hubungan baik dan persaudara antar sesame. Bagi orang yang bijaksana dan memiliki keluhuran pudipekerti, meminta maaf adalah sesuatu yang mudah, walaupun dirinya tahu bahwa iya tidak bersalah atau merasa melakukan kesalah, tetapi sebaliknya, bagi orang yang kerdil pudipekertinya akan mengalami kesulitan dan keberatan untuk menyampaikan permohanan maaf atau mengakui kesalahan-kesalahannya.

Akom memang politisi yang cerdas, politisi yang berani, politisi yang memiliki segudang pengalaman-pengalaman politik, politisi yang berkarakter, politisi yang memiliki integritas yang tinggi. Dia tahu bagaimana watak politik Indonesia, dia paham bagaimana model perilaku politik yang dimainkan oleh lawan politiknya, dan dia sesungguh sudah menghafal gerakan-gerakan sabotase yang tengah diupayakan oleh orang-orang yang tidak senang dengan ketegasannya dalam membela kebenaran dan kepentingan rakyat Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun