Beberapa point yang prakteknya sulit sekali:
[1] Sebagaimana kita mampu menjatuhkan semangat diri sendiri atau orang lain, kita juga harus mampu membangkitkan semangat diri sendiri atau orang lain.
Gambaran: Mas Purnomo yang mampu menahan temannya dari semangat berlebihan dalam suatu perkara, ia seharusnya juga mampu memberi motivasi pada teman lain yang tidak punya semangat atau patah semangat.
[2] Sebagaimana kita mampu meruntuhkan sesuatu, kita juga harus mampu membangun sesuatu yang semacamnya atau lebih baik darinya.
Gambaran: Mas Purnomo yang mahir meruntuhkan opini temannya yang salah atau sesat, seharusnya ia juga punya kaedah-kaedah atau prinsip terbangun sehingga melahirkan opini yang benar atau sempurna.
[3] Sebagaimana kita mampu mengingatkan orang karena sebuah kesalahan yang dilakukan olehnya, kita juga harus mampu memberi contoh yang tidak salah.
Gambaran: Mas Purnomo yang bisa sekali mengingatkan dan menentang kesalahan temannya, seharusnya ia juga bisa membentangkan sesuatu yang bisa mengganti kesalahan tersebut.
[4] Sebagaimana kita mampu mengingkari dan mengkritisi, kita juga harus mampu memberi solusi.
Semua orang bisa mengkritisi, namun tidak semua kritikus mampu memberi solusi. Iya kan, Mas Purnomo?
Dan praktek keempat point di atas tidak mudah. Karena kita ini sangat mampu menjatuhkan, meruntuhkan, menentang dan mengingkari, namun mengganti sesuatu yang jatuh, runtuh, ditentang dan diingkari dengan sesuatu yang sempurna, belum tentu kita termampu akannya.
Nah, nasihat ini pun berlaku untuk pemilik tulisan terutama dan pembacanya.
Note: Nama Purnomo tidak bermaksud menuding orang tertentu yang kebetulan serupa namanya. Mohon maaf bila ada kesamaan yang tidak disengaja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H