Mohon tunggu...
Hasan Buche
Hasan Buche Mohon Tunggu... Guru - Diam Bukan Pilihan

Selama takdiam jalan akan ditemukan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bukan Negeri Jajadian: Berkibarlah Benderaku

27 September 2020   06:26 Diperbarui: 27 September 2020   06:49 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Puisi Hasan Buche

Bukan Negeri Jejadian
: berkibarlah benderaku

Dari material bebatuan semangat sumpah pemuda, maju tak gentar, merdeka atau mati negeri ini berdiri, bermartabat, mandiri, disegani dan dihormati.
Bukan lantaran simsalabim abrakadabra lantas menjelma

Maka mintalah maaf kepada para pemuda 8 penjuru angin negeri
kepada ratusan pahlawan dikenal tak dikenal yang gagah berani
berjiwa melati berotot kawat tulang besi
yang dengan berlumur perih dan nyeri
: meletakkan batu pertama, merekat semen pasir, menyusun dan menata batu-batu, genting, jendela, dan pintu cita-cita Indonesia merdeka; menjaga dan memelihara dengan pengorbanan keluarga, harta, darah, dan nyawa karena tuan-tuan telah mencoreng-moreng wajah bersih mereka dengan arang kebobrokan moral, telah mengoyak-moyak pakaian suci mereka dengan badik kepura-puraan NKRI harga mati

Oi,
Malulah karena lancang
: melenceng arah rumah pertiwi berpaling dari rakyat; menggali dan merapuhkan pondasi; mengkhianati cita-cita hakiki;  menumbuhkembangkan korupsi; memasung dan mengungkung; mengebiri dan menzolimi hak anak negeri tapi memberi lebih kepada aseng dan asing; merombak marwah rumah rakyat nan tuah jadi arena sirkus para tikus memainkan beragam akrobat; memelintir pilar-pilar kebangsaan sesuai kebutuhan, keinginan, dan kepentingan; menggunakan kekuasaan untuk bagi-bagi posisi dan kongsi

Oi,
Bukalah topeng kemunafikan yang telah melekat karat hingga sel-sel saraf kehidupan
Kembalikan Indonesia ke Indonesia yang benar-benar Indonesia. Sejati. Bukan negeri jejadian, abal-abal, penuh kepalsuan seperti yang tuan-tuan inginkan

Oi oi oi
Tuan-tuan takbisa  bermain-main dengan kerusakan, kerakusan seperti yang kerasukan
karena rakyat terus bernyanyi:

Berkibarlah benderaku
Lambang suci gagah perwira
Di seluruh pantai Indonesia
Kau tetap pujaan bangsa

Siapa berani menurunkan engkau
Serentak rakyatmu membela

Cisauk, 18 September 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun