Mohon tunggu...
Hasanatul Fitria
Hasanatul Fitria Mohon Tunggu... Model - Mahasiswi

Menuntut ilmu

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Review Buku "Orientasi ke Arah Pemahaman Filsafat Ilmu"

17 Februari 2020   21:29 Diperbarui: 17 Februari 2020   21:31 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Halo semuanya! Saya akan menulis hasil review saya dari buku Orientasi Ke Arah Pemahaman Filsafat Ilmu.

Sejak hadirnya manusia didunia sebagai makhluk di bumi, sebenarnya mereka sudah dibekali oleh ALLAH SWT sebuah ilmu pengetahuan sebagai pedomannya agar bisa bertahan hidup dibumi hinnga saat ini, akan tetapi ilmu yang diketahui manusia hanyalah sebatas pemikiran manusia tersebut. menurut perspektif agama, ilmu bersumber dari sang kholiq. Ketika menciptakan manusia tentu saja diberi bekal sebuah pengetahuan agar bisa mengkaji, meneliti, melakukan riset di dunia dll. Inilah gambaran umum, tentang asal mula pengetahuan manusia.

Sejarah ilmu pengetahuan mulai dari zaman klasik hingga zaman modern, sangat banyak temuan para ilmuwan yang hingga sekarang belum terjawab, hal ini dikarenakan adanya batasan ilmu pengetahuan manusia, padahal manusia telah menciptakan teknologi sekalipun yang lebih canggih dari computer, dan hingga hari ini masih saja terbatas kemampuannya.

Hasil dari keterbatasan inilah yang dikemukakan oleh Mohammad Baharun bahwa tidak semua masalah yang dipertanyakan manusia dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan, karena ilmu itu terbatas pada subjek, objek, dan metodologinya sendiri. Masalah yang tidak dapat dijawab oleh ilmu, dapat dijawab dengan filsafat, karena filsafat bersifat alternatif. Disinilah agama hadir sebagai penalaran atas problema asasi ilmu dan filsafat yang tidak terjawab tuntas oleh akal pikiran manusia.

Menurut Endang Saifuddin Anshari, tidak semua persoalan bisa dijawab oleh agama, ada beberapa poin masalah manusia yang tidak ada jawabannya dari agama dikarenakan soal-soal yang tidak prinsipiel, seperti kendaraan berjalan dari sebelah kiri atau kanan, soal perbankan dll. Dan yang kedua adalah persoalan yang tidak secara tegas dibahas dalam al-quran dan sunnah yang bertentangan dengan akal manusia karena keterbatasan akal pikiran manusia. Ketiga adalah rahasia yang tidak bisa dijangkau oleh akal pikiran manusia, seperti roh, alam ghaib dll.

Dalam konteks ini dapat disimpulkan kebenarannya yakni: pertama, kebenaran haqiqi (kebenaran mutlak yang bersumber dari wahyu ilahi yang tidak dapat dijangkau oleh akal manusia atau ilmu pengetahuan manusia karena keterbatasannya akal pikiran manusia, kedua kebenaran ilmiah ilmu pengetahuan yaitu yang disandarkan oleh bukti yang riset dan penelitian yang empiris dan dikembangkan melalui berbagai studi metodologis (keilmuan yang bertolak pada kekuatan logika).

Secara umum dikenal ada tiga kriteria kebenaran ilmiah pertama, koherensi atau kebenaran yang bersifat konsisten pada argumentasi, dapat dipertanggungjawabkan dimanapun argument tersebut dikemukakan. Kedua, korespondensi suatu kebenaran yang sesuai dengan materi yang dikandung pada suatu kenyataan dan objek kenyataan, contoh asin, manis, tawar dan tidak bisa dibantah karena secara teori benar adanya. Ketiga, pragmatis teori kebenaran yang mendasarkan diri pada kriteria berfungsi atau tidak suatu pernyataan kebenaran dalam lingkup ruang dan waktu seperti wilayah, waktu, kelompok dll.

Filsafat yaitu gerakan berpikir ditengah situasi konkret dan dinamis, berfilsafat berarti proses untuk menjadi bijaksana, intelektual, dan sosial menjadi membumi ditengah manusia lainnya. Dengan demikian berfilsafat menjadi dekat dengan kehidupan makhluk lainnya. Oleh karenanya filsafat adalah ilmu yang melahirkan ilmu-ilmu lainnya.

Dalam sejarah keilmuan barat dan eropa sangat kaya dengan aspek metodologi , utamanya aliran naturalistis, mereka mampu mengembangkan ilmu filsafat dengan menggabungkan logika dengan suatu empiri estimologi, studi yang dipakai adalah metode yang mengarah pada ilmu alam, dan utamanya adalah ilmu fisika. Dari ilmu inilah kemudian filsafat ilmu menghasilkan ilmu terapan lainnya seperti ilmu sosial.

Semangat inovasi ini menjadi suatu gerakan dunia barat dengan falsafinya "innovation or die" yang berarti berinovasi atau mati, tentu saja mereka semakin bersemangat untuk mengembangkan inovasi-inovasi baru, maka para ilmuan sepakat mengatakan barat merupakan sumber inspiratif dalam pengembangan metodologi keilmuan yang sangat cepat dan inovatif.

Inovasi yang sedmikian cepat dalam aspek epistemologi ini cenderung mengesampingkan aspek moral dan merusak tatanan teori tradisional metafisis dan akan mengancan filsafat moral atau agama. Akan tetapi abad ke-20 telah mengguncang materialisme fiolosofis, karena banyaknya temuan mereka yang tidak terjawab dalam ilmu pengetahuan dan bisa terjawab oleh ilmu agama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun