Pengumpulan Al-Qur'an dari wahyu Ilahi hingga menjadi kitab suci yang kita kenal saat ini mengalami proses yang panjang dan penuh dengan makna.Salah satu tahapan yang penting dalam proses tersebut adalah pengumpulan Al-Qur'an secara tertulis yang terjadi pada masa Abu Bakar Ash-Shiddiq.Untuk tahu lebih lengkapnya mari kita telusuri lebih dalam bagaimana peristiwa penting ini terjadi.
Menurut para ulama pengumpulan Al-Qur'an (Jama'u Al-Qur'an) dibagi menjadi dua yaitu:
a. Pengumpuln Al-Qur'an dalam dada (as-sudur) yaitu memelihara Al-Qur'an lewat hafalan dan ingatan penghafal (huffaz) Al-Qur'an.
b. Pengumpulan Al-Qur'an dalam arti penulisan dan pembukuan,baik dengan memisahkan ayat-ayat dan surah-surahnya atau menerapkan ayat-ayat dan setiap surahditulis dalam suatu lembaran secara terpisah,ataupun menerbitkan ayat-ayat dan surah-surahnyadalam lembaran-lembaran yang terkumpul yang menghimpun semua surah.
Pengumpulan surah pada masa Abu Bakar
Setelah wafatnya Rasulullah saw,umat Islam mewarisi dua risalah penting yaitu Al-Qur'an dan Sunnah Nabi saw,meskipun keduanya belum terkodifikasi.
Umat memelihara rsalah ini melalui hafalan dan tullisan.
Hafalan itu terancam saat Perang Yamama,di mana 70 huffaz dan qurra' menjadi syuhada.Abu Bakar sangat berduka atas kehilangan mereka.
Umar bin Khattab melihat kenyataan tersebut merasa khawatir dan takut kehilangan para qurra' dan huffaz lebih banyak lagi sehingga ia menghadap Abu Bakar dan mengajukan usul agar mengumpulkan dan membukukan Al-Qur'an.
Pada mulanya Abu Bakar menolak karena tidak pernah dilakukan oleh Rasululla.Namun Umar terus membujuk Abu Bakar dengan menjelaskan dari segi kemaslahatannya.
Hati dan pikiran Abu Bakar terbuka.Kemudian Abu Bakar memerintahkan Zaid bin Tsabit,mengingat kedudukannya  dalam qira'at,pemahaman dan kecerdasannya, juga ia elah menuliskan wahyu untuk Rasulullah saw.Meskipun pada awalnya menolak, Zaid akhirnya menerima tugas tersebut