Mohon tunggu...
Hasan BasriS
Hasan BasriS Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa akhir

Created a big lie repeated eventually they will belive.

Selanjutnya

Tutup

Love

Rindu dan Kerinduan

30 Desember 2021   18:24 Diperbarui: 30 Desember 2021   18:25 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

Rindu adalah sebuah perasaan gundah dan bahagia yang dihadirkan oleh jarak, dan kehilangan. Perasaan itu bisa saja suka, duka atau bahkan kecewa. Merindukan seseorang karna terpisah oleh jarak atau merindukan seseorang yang hilang tanpa alasan, atau bahkan merindukan seseorang yang benar-benar pergi dari kehidupan kita, tergantung pada posisi mana kita merasakan. Perasaan itulah yang kemudian menjadi tolak ukur hadirnya rindu, sehingga mempengaruhi diri merasa gundah gulana, suka dan duka ataupun kecewa.

Sangat banyak aspek yang mempengaruhi datangnya sebuah rasa rindu. Rindu juga dapat diartikan sebuah rasa yang hadir pada anak tanpa seorang ayah dan ibu. Juga rasa pada sepasang kekasih yang menginginkan temu. Sehingga, tidak semua orang mampu menyatu dengan apa yang mereka rindukan, yang kemudian melahirkan tanda tanya yang amat sulit dipecahkan.

Rindu juga amat lihai memanfaatkan keadaan, hadir pada saat janji mulai dirangkai dan dilanggar pada sebuah komitmen. Kemudian diri kita memutuskan untuk berpencar, berdiam diri atas apa yang dilanggar, bukam dan memutuskan hubungan, dan saat itulah Rindu mulai bertahta dalam diri. Rindu juga kerap hadir sekalipun kita tidak pernah mengundang. 

Perasaan itulah yang aku rasakan saat ini. Rasa rindu datang bertamu pada diriku yang mengharap kehadiran seseorang yang aku rindukan. Rindu datang mengetuk pintu hatiku, merasuki diriku dan menyerukan nama seseorang yang berkuasa atas hatiku. Kemudian rindu memeluk erat pikiranku, semakin erat rindu memeluk semakin kuat pula ingatan dan harapan kepada dia yang aku ridukan.

Rindu begitu taat berkunjung ketika aku terikat oleh jarak dengan seseorang yang aku rindukan. Diam-diam rindu masuk dalam selimut yang menutupi ragaku yang tengah gundah. Suhu diluar selimut begitu dingin, namun dalam hatiku ada panas yang begitu bergejolak. Kepalaku menjelma menjadi mesin pertanyaan, apakah dirinya baik-baik saja dikejauhan? Mampukah dia menjaga hati seperti yang aku lakukan?

Dalam kehidupanku, rindu kerap bermunculan saat malam hari, saat dunia terlelap karna lelah berotasi. Senyap rindu menemaniku bersama imajinasi, kemudian mengubah perasaan yang tadinya berseri menjadi kesedihan. Begitu kiranya rindu mengetuk pintu hatiku yang terbuka tanpa pernah aku buka. Rindu teramat pandai menyusup, menelanjangi, dan membuat mata tanpa sadar telah membasahi pipi.

Bila sudah demikian, apa yang lebih indah dari kerinduan selain menikmati kesendirian, merayakan sepi pada kehampaan, memeluk diri pada keheningan yang begitu bising. Memenjarakan harapan untuk bertemu dan menikmati kesedihan sebagai hidangan wajib kala aku merindukannya.

Kadang aku berfikir untuk membunuh rasa rindu ini. Tapi, saat aku mencoba menikamnya, hatiku semakin tersayat pisau yang kutancap sendiri. Di saat aku ingin menjaga jarak dengan rindu, malah aku merasa semakin dekat. Ataukah, memang rindu sudah benar-benar melekat pada hati dan pikiran ini? Jikalau memang sudah melekat, mengapa iya begitu cepat bertempat pada hati ini? Atau, ini adalah hadiah dari jarak kita yang tak beralasan? Kalau memang ini adalah hadiah, lalu kapan aku menerimanya?

Aku seolah dipaksa oleh rindu. Rindu bagaikan tuan dan aku adalah budaknya, yang harus menuruti semua keinginannya. Aku tidak akan pernah sanggup mengutarakan penolakan, sekalipun bertentangan dengan akal sehatku. Walau terkadang diriku terlihat sangat kuat, namun pada rindu diriku bisa saja lemah. Membelenggu diriku sendiri pada rindu yang aku ciptakan sendiri. Lalu yang aku temui hanyalah keterpaksaan yang berusaha kunikmati. Diriku menolak tetapi hatiku tidak mampu berbuat banyak.

Akhirnya, kehadiran kerinduan bertujuan menghantarkan aku pada tujuan yang tidak akan aku temui, sekalipun aku telah menuntaskan pada sebuah pertemuan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun