Mohon tunggu...
Hasan Ali
Hasan Ali Mohon Tunggu... -

saya hanya rakyat biasa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hik hik.. Susi Belum Pulang

12 Maret 2015   16:19 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:45 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelumnya saya mohon maaf kepada siapa saja yang bernama susi dan tino, saya pinjam namanya karena saya tidak mau menyebut nama yang sebenarnya.

Membaca tulisan kompasiner kemaren yang berjudul: Sang Artis Hami di Luar Nikah, saya teringat kejadian beberapa tahun lalu. Waktu itu menjelang subuh, ketika saya bagun tidur saya mendengar suara orang berbincang di depan rumah sebelah, ini hal yang tak biasa, karena biasanya penghuni rumah sebelah keluar rumah ketika hari mulai terang.

Karena penasaran, saya keluar melihat ada apa? Ternyata ibu sebelah sedang bicara serius dengan tetangga sebelahnya lagi yang  masih saudaranya. Ibu ini bicara sambil terisak. Saya tambah penasaran ada apa? Setelah menyapa, saya tanya ada apa ibu? Sambil terisak si ibu bilang: susi (bukan nama sebenarnya) belum pulang.

Emang susi ke mana bu?

Semalam pergi dengan si tino (bukan nama sebenarnya).

Pergi ke mana bu?

Nggak tau.

Emang dia nggak bilang mau pergi ke mana?

Mana pernah dia bilang… cuma pamit doang.

Loh… ibu nggak nanya dia mau pergi ke mana?

Percuma ... nanya juga paling-paling dia bilang mau nonton… kadang juga dia bilang: ibu mau tau aja.. ya urusan anak muda lah..

??? (dalam hati saya) urusan anak muda itu apa ya???

Saya nanya lagi: emang gak bisa dihubungi bu?

Hpnya gak aktif, makanya saya khawatir takut kenapa-napa.

Perginya jam berapa?

Sekitar jam tujuh.. biasanya  jam 10 sudah pulang, paling telat jam 11. Sekarang sudah mau subuh belum pulang. Saya semalaman nggak tidur nungguin dia pulang.

Nggak coba menghubungi nomernya tino?

Saya nggak punya nomernya.

Nggak nyoba menghubungi orang tuanya tino? Atau keluarganya?

Nggak punya nomernya.

Rumahnya di mana?

Nggak tau.

Waduh…

Sebagai tetangga tadinya saya ingin membantu nyariin. Tapi kalau semuanya nggak tau, pergi ke mana nggak tau, no hp pacarnya nggak tau, nomer orang tuanya nggak tau juga, alamat rumahnya juga nggak tau. Ya gimana nyarinya? Tiba-tiba terdengar adzan subuh. Saya bilang saja: ya sudah ibu, ini sudah adzan, ibu shalat subuh, berdoa saja mudah-mudahan susi cepat kembali.

Tiga bulan kemudian si ibu ngasih kartu undangan. Saya tanya: dari siapa bu? Dia bilang, ini si susi mau nikah, hadir ya?

Loh.. bu.. kan susi masih sekolah, kenapa nggak nanti setelah lulus saja?. (waktu itu susi sudah kelas III SMU)

Susinya sudah mau menikah, ya sudah mau apa lagi, daripada pacaran mulu, mending dinikahkan saja lah, biar gak bikin pusing.

Besoknya saya dengar dari bisik-bisik tetangga katanya susi dinikahkan karena hamil.

Masih mending si tino mau tanggung jawab, dari pada pacarnya si artis yang gak mau tanggung jawab. Tapi ini pelajaran bagi emak-emak dan juga bapak-bapak tentunya. Jangan dianggap biasa malam-malam anak gadisnya pergi dengan cowoknya apalagi tidak tau ke mana tujuannya. Kalau sampai subuh tidak pulang seperti si susi ini mau di cari ke mana? Walau bilang mau ke mana pun belum tentu ia pergi ke tempat yang dia bilang, bisa saja bilangnya ke bioskop tapi perginya ke tempat lain.

Yang saya nggak habis pikir, kok ada ya emak-emak atau lebih tepatnya orang tua tidak tau siapa orang tua pacar anaknya? Di mana rumahnya? Nah.. kalau dibawa kabur mau dicari ke mana?

Seperti yang dibilang Ibu Ifani mending dibilang jadul, atau kuno, atau konservatif atau apalah.. daripada pusing nyariin ketika anak gadis nggak pulang ke rumah. Awasi anak baik-baik terutama anak gadis, jangan seperti kata pepatah: pintu dibiarkan terbuka atau tidak dikunci, setelah kemalingan baru teriak-teriak.

Terima kasih kepada Ibu Ifani yang telah menginspirasi saya menulis kejadian ini. Tadinya mau ditulis di ruang komentar tapi khawatir kepanjangan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun