Mohon tunggu...
Hasan Ali
Hasan Ali Mohon Tunggu... -

saya hanya rakyat biasa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Anjing Cina VS Onta Arab

11 Maret 2015   19:56 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:48 539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kalau onta Arab gimana?
Begitu komentar salah satu kompasioner kemaren mengomentari tulisan di kompasiana yang membahas tentang makian anggota DPRD kepada Ahok.

Saya baru nyadar bahwa selama ini saya sudah sering mendengar dan membaca kalimat "onta Arab" baik dikatakan langsung maupun melalui tulisan di jejaring sosial. Mungkin karena kurang peka atau keseringan dengar, walaupun saya tau itu adalah kata cacian, tapi saya anggap biasa-biasa saja dan tidak kepikiran bahwa hal itu adalah suatu perbuatan yang bisa dipidanakan.
Saya rasa saya tidak sendirian. Yang lain-lain juga demikian, karena selama ini saya belum pernah melihat tulisan yg menbahas cacian "onta arab". Saya juga belum pernah melihat orang yang mempersoalkan cacian tersebut. Tapi begitu keluar kata "anjing cina" dari mulut salah satu anggota DPRD maka langsung timbul reaksi yang cukup keras, banyak tulisan-tulisan yang mengulas lengkap dengan pasal-pasalnya di KUHP.
Mungkin reaksi keras ini karena kata tersebut diucapkan oleh anggota DPRD yang terhormat, dan dikatakan pula kepada seorang pejabat yang seharusnya juga dihormati. Tapi kalau tidak salah sepertinya kata "onta Arab" juga pernah ditujukan juga kepada salah satu pejabat (kalau tidak salah juga) dari partai islam walaupun tidak dalam bentuk cacian langsung di depan umum. Tapi walaupun tidak diucapkan secara langsung kepada yang bersangkutan di depan umum, cacian di jejaring sosial sama saja mencaci di depan umum.
Atau mungkin juga mencaci maki islam dan umat islam sudah dianggap hal yang biasa, termasuk juga mencaci maki etnis Arab di Indonesia maupun orang arab secara umum. Sehingga ketika islam dan Arab dicaci maki, orang sudah kebal dan sudah dianggap biasa. Sedangkan agama non islam dan etnis nol Arab jarang dicaci-maki, sehingga ketika keluar cacian "anjing cina" maka terasa asing di telinga dan muncul reaksi yang cukup keras.
Anehya lagi ketika keluar kata "onta Arab" yang tidak peduli bukan hanya orang islam yg non etnis Arab, yang etnis Arab pun tenang-tenang saja. Tapi ketika keluar kata "anjing cina" reaksi yang muncul bukan hanya dari etnik cina tapi yang non cina pun ikut bereaksi keras.
Mungkin pola pikir rakyat Indonesia sudah terbentuk sedemikian rupa sehingga islam, umat islam dan arab boleh dicaci maki, sementara agama lain dan etnik lain haram dicaci-maki.
Bagaimanapun caci-maki adalah perbuatan yang tidak baik dan sangat bertentangan dengan etika; siapa pun yang mengucapkan dan kepada siapa pun cacian itu ditujukan. Oleh karena itu agar orang tidak seenaknya memaki-maki orang lain, maka saya mendukung dengan sepenuhnya kalau ada yang mempidanakan orang yang memaki Ahok dengan ucapan "anjing cina" sehingga dengan demikian pihak-pihak yang merasa dirugikan dengan cacian "onta Arab" maupun kalimat cacian lainnya tergerak juga untuk mempidanakan orang yang mencaci. Mungkin juga hal ini bisa dimasukkan dalam program "revolusi mental" ala jokowi untuk membentuk karakter rakyat Indonesia yang santun, bermoral dan beradab. Setidaknya supaya ada gunanya dibuat pasal-pasal terkait di KUHP.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun