Menanggapi hilangnya pesawat Air Asia yang kabarnya sekarang beberapa korban sudah ditemukan, seorang teman berkomentar di akun fbnya bahwa peristiwa ini membuat dia takut naik pesawat.
Rasa takut adalah hal manusiawi yang ada pada diri setiap orang, dan rasa takut ini dalam kadar yang wajar sangat positif, karena dengan rasa takut orang akan berhati-hati bertindak, tapi jika berlebihan, maka akan membuat orang tidak berani bergerak.
Bayangkan saja kalau mendengar berita pesawat jatuh, dia tidak berani naik peasawat. Lalu ada lagi berita kapal tenggelam, dia tidak berani naik kapal laut. Lalu ada berita mobil tabrakan, dia tidak berani naik mobil. Kemudian ada berita pejalan kaki ketabrak mobil, dia tidak berani keluar rumah. Trus kalau ada berita orang mati di dalam rumahnya dia mau lari ke mana?
Ajal manusia adalah rahasia tuhan. Tidak ada orang yang tau kapan dan di mana dia meninggal. Ada yang sudah divonis dokter bahwa hidupnya tak lama lagi karena penyakit yang dia derita, ternyata ia sembuh dan hidupnya masih panjang. Ada pula yang sakit ringan tapi dia meninggal bahkan ada yang tidak sakit sama sekali juga meninggal.
Manusia hanya bisa berusaha tapi tuhan yang menentukan. Jika ajalnya tiba, siapa pun akan mati kapanpun, di manapun dan dengan cara apa pun. Dalam peristiwa kecelakaan pesawat sukhoi 2012 di gunung salak, ada penumpang yang seharusnya tidak ikut terbang tapi dia ikut dan menemui ajalnya. Berarti dia memang sudah ditakdirkan hidupnya sampai segitu dan meninggal dengan cara itu. Dan dalam peristiwa itu pula ada yang sudah naik ke pesawat tapi turun lagi dan akhirnya selamat dari maut. Tentu dia turun bukan karena tau akan terjadi kecelkaan, tapi memang ajalnya belum tiba.
Saya pernah baca cerita ada seorang pemuda akan bepergian. Tiga jam sebelum berangkat dia istirahat dulu dan berpesan kepada ibunya agar dibangunkan dua jam lagi. setelah anak muda ini tidur, tiba-tiba cuaca mendung lalu turun hujan lebat disertai angin kencang. Sang ibu khawatir kalau anak semata wayangya jadi berangkat takut terjadi apa-apa mengingat cuaca yang kurang baik. Akhirnya sang ibu memutuskan tidak membangunkan anaknya agar tidak jadi berangkat. Setelah dipastikan pesawat yang akan ditumpangi anaknya berangkat, barulah sang ibu menuju ke kamar anaknya untuk membangunkan. Alangkah kagetnya sang ibu ketika anaknya dibangukan tapi tidak bangun untuk selamanya. Rupanya usaha sang ibu untuk menghalangi anaknya pergi tidak bisa menghalangi malaikat maut mencabut nyawanya.
Beberapa waktu yang lalu tetanggaku yang sehari-harinya menjadi tukang adzan di masjid menemui ajalnya. Tidak ada tanda-tanda sebelumnya dia akan meninggal, kondisinya baik-baik saja, sehat walafiat. Ketika dia adzan subuh yang membangunkan mayarakat sekitar untuk shalat subuh, di pertengahan adzan suaranya menghilang. Orang yang sudah bangun mengira ada kerusakan pada pengeras suara masjid sehigga suara muadzzin tidak terdengar lagi. tapi setelah jama’ah masuk masjid mereka menemui sang muadzin sudah tidak bernyawa, rupanya suara adzannya terputus karena ia meninggal pas dia sedang adzan.
Begitulah kematian, tidak ada orang yang tau kapan dan di mana dia akan meninggal, yang pasti masing-masing sudah ditentukan ajalnya oleh yang maha kuasa, jika ajalnya tiba siapa pun tidak ada yang bisa mengelak degan cara apa pun.
Jadi tidak perlu terlalu ketakutan terhadap kematian apa pun yang terjadi, karena seseorang tidak akan mati sebelum tiba ajalnya. Yang penting berusaha menghindari bahaya, dan yang lebih penting lagi mempersiapkan diri dengan bekal yang cukup untuk menghadap sang pencipta. Sehingga jika suatu waktu ajal tiba, maka bisa menghadap yang maha kuasa dengan tenang dan dengan bekal yang cukup.
Semoga arwah para korban Air Asia diterima di sisiNya.
Amiiin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H