Dalam dunia literasi, seringkali kita mengaitkan keberhasilan seorang penulis dengan kemampuannya menerbitkan buku atau novel. Namun, Hasan Komarudin membuktikan bahwa seorang penulis tidak harus terpaku pada satu jalur. Meskipun telah sukses menerbitkan karya seperti novel "Arly," buku "Santri Generasi Z," dan "Cie Jomblo," serta berkontribusi dalam beberapa antologi cerpen dan puisi, Hasan tidak membatasi dirinya untuk hanya berkreasi dalam dunia tulis-menulis cetak.
Hasan menjelma menjadi penulis serba bisa, mengeksplorasi bidang lain seperti artikel dan blog pribadi. Terlebih, ia aktif berbagi motivasi melalui berbagai platform media sosial seperti Instagram, Twitter, dan Facebook. Baginya, pengembang aplikasi media sosial dan media massa memiliki peran penting dalam mempertahankan literasi global. Melalui aplikasi sosial media, Hasan percaya bahwa kita diajak untuk terus menulis dan membaca, memelihara kegemaran literer dalam era digital.
Belakangan, Hasan Komarudin tidak hanya terbatas pada dunia tulis-menulis dan media sosial. Ia mengembangkan akun Spotify dengan judul "Muda Bersuara," di mana podcaster-podcaster muda berkolaborasi untuk menyajikan konten inspiratif. Meskipun tidak tampil sebagai podcaster, Hasan memainkan peran penting sebagai penulis naskah yang dikemas dan dibacakan oleh teman-temannya. Baginya, kebahagiaan seorang penulis tidak hanya terletak pada pencapaian penerbitan, melainkan pada momen ketika tulisannya diucapkan dan dihayati oleh pendengar.
Dengan karya multidimensionalnya, Hasan Komarudin memberikan inspirasi bahwa setiap penulis memiliki kebebasan untuk menjelajahi berbagai bidang kreatif. Sebuah perjalanan panjang yang tidak hanya menorehkan jejak di dunia tulis-menulis konvensional, tetapi juga membuka pintu bagi literasi yang terus berkembang dalam era modern.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H