Taman mini, begitu mendengar nama destinasi wisata ini yang pertama kali saya ingat adalah ketika masa SMP dahulu saya bersama beberapa teman dalam satu kelompok mendapat tugas dari guru sejarah untuk membuat karya tulis mengenai sejarah dan budaya setiap daerah di Indonesia,
Sebagai sumber informasi kami memilih Taman Mini sebagai obyek untuk bahan tulisan kami, karena harus bolak balik, maka kami dibekali surat pengantar dari sekolah agar kami bisa masuk secara gratis setiap kali saya dan teman-teman berkunjung ke TMII dalam rangka melaksanakan tugas sekolah tersebut.
Tempat yang kami kunjungi untuk mendapatkan bahan tulisan adalah anjungan daerah dari setiap provinsi yang ada di Indonesia, waktu itu ada 27 Propinsi termasuk Timor Timur, dimana disana kita bisa melihat ragam bentuk dan corak bangunan setiap suku yang ada di Indonesia. Bentuk bangunannya adalah representasi dari kebudayaan masing-masing daerah. Pada anjungan daerah juga terdapat pakaian khas daerah, serta aneka jenis artefak.
Pada era tahun 1980 hingga 1990-an, Taman Mini Indonesia Indah atau TMII menjelma menjadi kawasan wisata bertema budaya yang sangat terkenal di Indonesia, bahkan di kawasan ASEAN. Bagi para pelancong yang datang dari daerah, tidaklah lengkap rasanya menginjak Jakarta apabila tidak berkunjung ke TMII. Bahkan setiap kegiatan rapat, kongres atau perkemahan yang dilakukan organisasi kemasyarakatan dan pemuda, yang kebetulan dipusatkan di Jakarta, maka panitia pelaksana selalu menyelipkan paket wisata untuk peserta: berkunjung ke TMII. Begitu terkenalnya TMII pada masa itu.
Kini, di tahun 2016 ini, destinasi wisata yang terletak di Timur Jakarta ini akan berulang tahun yang ke 41 pada 20 April mendatang. Yang saya ingat adalah ketika ulang tahun, pengunjung tidak dikenai biaya masuk alias gratis.
Lalu, seperti apa Taman Mini Indonesia Indah sekarang…???
Apakah jumlah anjungan daerahnya bertambah sesuai jumlah propinsi yang ada sekarang, apakah anjungan Timor Timur juga sudah tidak ada lagi setelah lepasnya propinsi ini dari bagian NKRI.
Yang jelas Taman yang merupakan miniatur Indonesia yang pendiriannya digagas oleh Siti Hartinah atau Ibu Tien Suharto ini terus berinovasi. Sejumlah terobosan dilakukan dengan menyesuaikan pada tren atau perkembangan zaman. Teater IMAX Keong Emas misalnya. Wahana berbentuk keong raksasa di TMII ini akhirnya menjelma menjadi tempat pemutaran dan pertunjukan film khusus yang tidak pernah sepi pengunjung . Ini setelah diberikan sentuhan teknologi canggih: sinematografi modem proyektor IMAX. Untuk kepuasan menonton melalui layar raksasa, maka teater IMAX Keong Emas adalah solusinya.
Di sini kita bisa melihat anjungan-anjungan dari seluruh provinsi yang ada di Indonesia mulai dari Nanggroe Aceh Darusallam hingga Papua. Setiap anjungan memiliki bangunan rumah adat lengkap dengan ornamen-ornamen seperti baju adat dan informasi seputar rumah adat beserta ornamennya.
Selain anjungan, di destinasi wisata yang diresmikan pada 20 April 1975 ini memiliki lahan mencapai 150 hektar ini juga memiliki sebuah taman burung yang didalamnya terdapat aneka jenis burung yang dibiarkan hidup seperti di habitat aslinya. Selain itu, di Taman Mini juga terdapat sebuah danau yang di tengah-tengahnya terdapat gugusan pulau-pulau mulai Sumatera hingga Papua.
Tidak hanya menjadi pusat rekreasi yang menampilkan sisi kebudayaan Indonesia, Taman Mini juga memiliki arena wisata yang wajib dicoba seperti wahana kereta gantung