Lalu, informasi kedatangan Kidon di Indonesia yang telah mengundang terjadinya kehebohan di tahun 2000-an. Â Dalam konteks ini, adalah hanya bertanya-tanya dalam pengaruh teori konspirasi. Jadi bukan sebuah desepsi informasi yang bertujuan memanaskan situasi.Â
Saat itu, beberapa kelompok agen binaan Mossad terdeteksi mengurangi aktivitas dan lebih berhati-hati, beberapa bahkan mulai menjadi ragu-ragu atas pilihan menjual diri kepada Israel.Â
Rencana infiltrasi yang lebih dalam ke negara kesatuan Republik ini telah menjadi agenda Mossad di Indonesia sejak dulu. Sasarannya adalah lembaga keamanan Indonesia dengan tujuan menciptakan jalur komunikasi langsung yang tidak bisa diintersep oleh pihak ketiga.Â
Jalur komunikasi tersebut dibangun atas biaya Mossad, dengan biaya yang sesungguhnya tidak terlalu mahal bagi sebuah negara, namun cukup lumayan bagi instansi keamanan. Selain itu, ada aspek bisnis yang besar berupa pembayaran atas jasa-jasanya dalam menciptakan jaring kegiatan di Indonesia.Â
Dalam perkembangannya, Kidon sudah direstrukturisasi menjadi Komemiute sesuai dengan konsep perang modern, assasination, hingga sabotase. Apa yang dilakukan Kidon bukan hanya aksi-aksi hebat dengan kemampuan teknis yang tinggi, melainkan mencakup operasi cuci otak atau dekonstruksi pikiran untuk menciptakan kondisi tertentu sesuai dengan keinginan Mossad. Bila proses dekonstruksi telah dilakukan, maka sasaran dianggap sudah 'mati' karena tidak lagi menjadi oposisi atau musuh bagi Mossad. Sasaran dekonstruksi tersebut adalah tokoh-tokoh berpengaruh di negara kesatuan Republik ini.Â
Bagaimana proses itu berjalan? tetapi konon sangat efektif.
Apa yang diungkap perkara Mossad maupun intelijen asing lainnya bukan sebuah generalisir kebencian terhadap unsur-unsur asing di Indonesia. Melainkan sebuah proses kabar berita intelijen berdasarkan dukungan data yang mudah-mudahan bisa merangsang kewaspadaan yang lebih baik.Â
Bahwa terlalu banyak unsur domestik, pemimpin, pengusaha, dan elit Indonesia yang menjadi pelacur busuk yang menjual diri kepada unsur asing itu ada benarnya. Namun sangat sulit dalam berhadapan dengan pelacur berwajah manis dan menguasai ekonomi dan politik negara bukan?Â
Indonesia memang tak pernah menjalin hubungan secara resmi dengan Israel . Tetapi itu bukan berarti Indonesia sama sekali tak pernah berhubungan dengan negeri Zionis tersebut. Masa paling awal Orde Baru , Presiden Soeharto pernah menghubungi Israel yang direspons dengan pengiriman tim Mossad dari Singapura ke Jakarta. Tujuan mereka adalah melatih intelijen Indonesia, secara khusus untuk melacak para anggota PKI. Dan Raviv dan Yossi Melman, dua wartawan berdarah Israel dalam buku berjudul Evey Spy a Prince: The Complete History of Israel's Intelligence Community.
Lebih lanjut, masih dalam bukunya Raviv dan Melman menulis, "Singapura kecil, dan populasinya hampir dua setengah juta, menjadi landasan peluncuran bagi diplomat-diplomat alternatif Mossad di seluruh Asia. Kesuksesan besar pertama mereka di Asia adalah Indonesia."
Menarik bagi saya, Gilchalan sudah 30 kali masuk-keluar Indonesia pada 2012-2021 menggunakan paspor Iran dan Bulgaria. Paspor Iran digunakan pada 2012 dan 2019 hanya untuk perjalanan dari dan ke negaranya. Sementara paspor Bulgaria digunakan masuk Indonesia sepanjang 2013 hingga 2018 dan 2021 dari Malaysia, Singapura, Thailand, dan Australia. Petugas juga mendapati Gilchalan membawa sejumlah dokumen berbahasa Persia, beberapa kartu bertuliskan anggota Persatuan Bekas Polis Malaysia dan Skuad 69 PDRM, Kompas, 9 Desember 2021Â 'Paspor Palsu Kuak Operasi Intelijen Asing'.Â