Mohon tunggu...
Haryo WB
Haryo WB Mohon Tunggu... Penulis - Sinau Bareng
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis merangsang refleksi, jadi jika kamu tidak bisa mereflesikan sesuatu untuk ditulis, tetaplah mencoba untuk menulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Salamah, Rumini dan Semeru

7 Desember 2021   17:20 Diperbarui: 8 Desember 2021   20:25 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Ibu: mlayuo nduk...aku wis tua, wis aku tak nang kene wae (pergilah nduk [sebutan untuk anak perempuan]...aku sudah tua, biarkan aku di sini saja)."

"Rumini: mboten Bu, sikil iki saget mlayu, tapi ati iki mboten saget ninggalno ibu dewekan.. (tidak Bu, kaki ini bisa berlari tapi hati ini tidak bisa meninggalkan ibu sendirian)."

Demikian ilustrasi percakapan mengharukan antara Salamah (70) dan Rumini (28). Diketahui, Salamah adalah ibu kandung Rumini yang tua renta tidak memungkinkan untuk berlari. Selain usia yang sudah sepuh, Salamah juga diketahui tak sanggup berjalan. Sehingga, Rumini enggan berlari seorang diri untuk menyelamatkan diri. Rumini tak tega meninggalkan Salamah sendirian di tengah erupsi Gunung Semeru. Keduanya pun ditemukan meninggal dunia berpelukan di tengah reruntuhan bangunan di dapur rumah mereka.  

Unggahan tentang kisah Rumini ini telah di re-tweet lebih dari 1.000 kali. Tulisan dan unggahan ini pun dibanjiri komentar warga internet. Mereka mendoakan kepergian Rumini dan ibunya.

Sebelumnya, publik diperlihatkan seorang ibu berusia 76 tahun di Boyolali, Jawa Tengah digugat oleh dua orang anaknya karena urusan tanah warisan. Ini menjadi catatan panjang kasus gugatan anak kepada orang tua. Kasus serupa juga belum lama ini terjadi di Aceh, ketika seorang ibu 72 tahun digugat anak kandungnya gara-gara warisan rumah. 

Rumini membuktikan bahwa hubungan dekat dengan ibunya tentu menyenangkan ya. Apalagi kalau anak bisa menganggap orang tuanya sebagai teman curhat. Hubungan orang tua dan anak yang seperti itu sudah pasti sangat erat. 

Dilansir Very Well Family, berpelukan adalah cara yang ampuh untuk mempererat hubungan orang tua dan anak. Penelitian juga menunjukkan bahwa berpelukan dapat mengurangi risiko sakit. 

Salamah dan Rumini ditemukan meninggal dunia berpelukan memberikan pelajaran bahwa membangun kedekatan dengan anak merupakan suatu kegiatan yang wajib dilakukan oleh semua orang tua di dunia ini. Kedekatan orang tua dengan anak akan memberi ketenangan dan kenyamanan anak dalam rumah. Hal ini dikarenakan hubungan awal yang seharusnya dijalin oleh anak-anak yaitu hubungan dengan orang tua.

Hubungan positif yang dapat dibangun oleh orang tua dengan anak menurut The Australian Parenting yaitu dengan: menciptakan moment bersama dengan anak anda; menghabiskan waktu berkualitas dengan anak anda; menciptakan lingkungan kepedulian dan rasa hormat yang peduli. 

Kedekatan yang positif yang sudah terbangun sejak dini juga akan membuat orang tua semakin cepat merespons kebutuhan emosional anak, sehingga anak pada akhirnya merasa dimengerti dan dihargai. Tiga cara yang dilakukan orang tua untuk membangun hubungan positif dengan anak harus dijadikan sebuah kebiasaan. Kegiatan yang sudah menjadi kebiasaan karena selalu dilakukan akan tertanam secara otomatis pada ingatan dan juga pada sisi psikologi anak Anda. Ada beberapa kegiatan positif bisa dijadikan kebiasaan yang dapat membuat Anda membangun kedekatan lebih dalam dengan anak seperti yang dilansir dari Psychology Today yaitu: melakukan koneksi dengan interaksi fisik positif dengan anak setiap hari; menikmati momen; matikan teknologi saat anda berinteraksi dengan anak anda; menjadi penghubung dirinya dengan perubahan baru; luangkan waktu secara pribadi; mengenal emosi anak; tidur bersama sambil mengobrol; menjadi Orang tua yang selalu mendengarkan, dan berempati; menjadi orangtua yang selalu ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun