Kemandirian energi, hal besar yang selalu dicita-citakan para pelaku dan penyedia energi Indonesia. Kemandirian energi, kemampuan bangsa untuk menentukan nasibnya sendiri dibidang energi. Namun sudah mandirikah kita?
Mari kita lihat aspek yang lebih kecil terlebih dahulu sebelum menuju kemandirian energi, yaitu ketahanan energi. Ketahanan energi merupakan terjaminnya ketersediaan (availability) energi yang dapat dibeli oleh masyarakat (affordability) dan dapat diakses oleh pengguna (accessibility). Bila kita lihat kondisisi negara kita sekarang, Indonesia hanya memiliki cadangan BBM untuk operasional selama 17 hari. Berbeda jauh dengan Malaysia yang punya 30 hari, Singapura 50 hari, dan Korea Selatan 50 hari. Bahkan sekarang konsumsi minyak Indonesia yang sekitar 1,2 juta barel per hari jauh melebihi produksinya yang hanya sekitar 770 ribu barel per hari. Untuk mengatasi hal tersebut negara akhirnya mengimport minyak dari negara lain bahkan dari Korea yang tidak memiliki cadangan minyak sama sekali. Dari segi kemudahan akses juga Indonesia bagian timur masih sulit untuk mendapatkan sumber energi. Jadi, sudahkah kita mencapai ketahanan energi? Masih berani untuk membicarakan kemandirian energi padahal ketahanan energi saja masih sulit?
Selain itu, PricewaterhouseCoopers (PwC) juga menyatakan bahwa Indonesia diproyeksikan dapat menjadi salah satu negara dengan perekonomian terbesar di dunia pada tahun 2050 dan bisa meraih posisi ke-4 terbesar di dunia. Untuk mencapai hal tersebut, energi memegang faktor penting dalam menunjang pereknomian bangsa. Lebih baik kita berusaha dari sekrarang daripada hanya diam dan mengumpat kondisi bangsa kita sekarang. Semua WNI memiliki peran dan bertanggung jawab dalam mencapai kemandirian energi bangsa. Langkah pergerakan harus dimulai dari tiap individu-individu dalam bangsa ini.
Pemanfaatan Potensi dengan Diversifikasi Energi
Dari bauran energi Indonesia pada tahun 2013 dapat dilihat bahwa dominasi energi Indonesia masih dipegang oleh penggunaan minyak bumi sebesar 48%, gas bumi sebesar 17%, dan batubara sebesar 19%. Bila dibandingkan dengan negara maju lain seperti Amerika yang bauran energinya adalah minyak sebesar 37% dan gas sebesar 30% Indonesia masih tertinggal.
Penghematan Energi