Perkembangan teknologi mobil listrik semakin pesat dan menjadi salah satu solusi untuk mengurangi emisi karbon dari kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar minyak. Mobil listrik menawarkan harapan baru untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.Â
Namun, di balik kemajuan ini, terdapat paradoks yang perlu kita cermati, terutama terkait dampak lingkungan dari proses produksi baterai mobil listrik.
Keuntungan Mobil Listrik
Ada beberapa keuntungan yang diberikan dengan menggunakan mobil listrik yang harus kita ketahui yakni :
1. Mengurangi Emisi Karbon
Mobil listrik tidak menghasilkan emisi gas buang seperti kendaraan berbahan bakar minyak, sehingga dapat membantu mengurangi polusi udara di kota-kota besar.
 Â
2. Efisiensi Energi
Mobil listrik lebih efisien dalam penggunaan energi dibandingkan kendaraan konvensional. Dengan teknologi yang terus berkembang, efisiensi ini akan semakin meningkat.
3. Dukungan dari Pemerintah
Banyak negara, terutama negara maju, memberikan insentif untuk penggunaan mobil listrik, seperti pengurangan pajak dan subsidi, yang mendorong masyarakat untuk beralih ke kendaraan ramah lingkungan ini.
Dampak Lingkungan dari Penambangan Bahan Baku
Namun, di balik semua keuntungan tersebut, ada sisi gelap yang tidak bisa diabaikan. Baterai mobil listrik terbuat dari bahan-bahan seperti nikel, kobalt, dan litium, yang sebagian besar diperoleh dari negara-negara dunia ketiga, termasuk di didalamnya Asia. Proses penambangan ini sering kali menyebabkan kerusakan lingkungan yang parah, seperti:
1. Pencemaran Air
Aktivitas penambangan dapat mencemari sumber air, mengakibatkan kerusakan ekosistem perairan dan mengancam kehidupan ikan serta makhluk hidup lainnya.
Â
2. Kerusakan Hutan
Penebangan hutan untuk membuka lahan tambang menyebabkan hilangnya habitat alami dan berkontribusi pada perubahan iklim.
3. Banjir dan Tanah Longsor
Penggundulan hutan dan perubahan tata guna lahan dapat meningkatkan risiko banjir dan tanah longsor, yang berdampak langsung pada masyarakat sekitar.
Contoh nyata dari dampak ini dapat dilihat di Teluk Weda, Halmahera, Maluku, Indonesia, di mana aktivitas penambangan nikel telah menyebabkan kerusakan lingkungan yang signifikan. Hal ini bisa terlihat dari liputan media seperti Narasi dan DW Indonesia.Â
Tahukan anda, bahwa masyarakat setempat merasakan dampak langsung dari pencemaran dan kerusakan ekosistem yang terjadi akibat tambang tersebut. Sebaliknya, kelompok pengusaha dan investor mereka tidak tinggal di kawasan Teluk Weda ini. Mereka tidak akan merasakan dampak langsung dari kegiatan pertambangan ini.
Mobil Listrik dan Kemacetan
Di satu sisi, meskipun mobil listrik dapat mengurangi emisi karbon, peningkatan jumlah mobil listrik di jalanan juga dapat menyebabkan kemacetan.
Kemacetan adalah masalah serius di Indonesia, dan hanya mengganti kendaraan berbahan bakar minyak dengan mobil listrik tidak akan menyelesaikan akar permasalahan ini. Permasalahan kota besar di Indonesia akibat kemacetan juga tidak akan selesai dengan banyaknya kehadiran mobil listrik.
Solusi yang Tepat
Solusi yang lebih tepat adalah memanfaatkan mobil listrik untuk transportasi umum. Dengan mengalihkan fokus pada pengembangan transportasi umum berbasis listrik, kita dapat:
1. Mengurangi Subsidi Energi
Penggunaan transportasi umum yang efisien dapat mengurangi ketergantungan pada subsidi bahan bakar minyak.
2. Mengurangi Polusi Udara
Dengan lebih banyak orang menggunakan transportasi umum, emisi karbon dan polusi udara dapat berkurang secara signifikan.
3. Meningkatkan Mobilitas
Transportasi umum yang baik dapat mengurangi kemacetan dan meningkatkan mobilitas masyarakat secara keseluruhan.Â
4. Mengalihkan Fokus Produksi Mobil Listrik Pribadi menjadi Kendaraan Listrik untuk Umum
Selama ini brand-brand mobil listrik kenamaan di dunia, hanya fokus pada produksi mobil listrik untuk kendaraan pribadi. Sebut saja brand Tesla, BYD, dan Wuling. Ada baiknya brand ini didorong untuk memproduksi untuk memproduksi kendaraan umum dengan tenaga listrik. (Ya, meskipun ini tidak mudah karena setiap perusahaan punya orientasi profit).
Kesimpulan
Mobil listrik memang menawarkan harapan untuk masa depan yang lebih ramah lingkungan, tetapi kita tidak boleh melupakan dampak lingkungan dari proses produksinya. Penting bagi kita khususnya pengusaha dan pemerintah untuk mempertimbangkan solusi yang lebih holistik, seperti pengembangan transportasi umum berbasis listrik, agar kita dapat mencapai tujuan keberlanjutan tanpa mengorbankan lingkungan dan masyarakat kecil.
Kita harus belajar dari pengalaman negara-negara lain dan berupaya untuk menciptakan sistem transportasi yang tidak hanya efisien, tetapi juga berkelanjutan dan adil bagi semua lapisan masyarakat. Keadilan bukan hanya soal hukum, tapi juga mencakup aspek lingkungan.Â
Pikirkan masa sekarang dan pikirkan juga masa depan anak cucu kita dimasa yang akan datang. Mobil listrik tidak sepenuhnya baik dan mobil dengan energi fossil juga tidak sepenuhnya buruk.Â
Mari kita merenung dan berpikir.
Gambar :Â Pixabay
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H