1. Pencemaran Air
Aktivitas penambangan dapat mencemari sumber air, mengakibatkan kerusakan ekosistem perairan dan mengancam kehidupan ikan serta makhluk hidup lainnya.
Â
2. Kerusakan Hutan
Penebangan hutan untuk membuka lahan tambang menyebabkan hilangnya habitat alami dan berkontribusi pada perubahan iklim.
3. Banjir dan Tanah Longsor
Penggundulan hutan dan perubahan tata guna lahan dapat meningkatkan risiko banjir dan tanah longsor, yang berdampak langsung pada masyarakat sekitar.
Contoh nyata dari dampak ini dapat dilihat di Teluk Weda, Halmahera, Maluku, Indonesia, di mana aktivitas penambangan nikel telah menyebabkan kerusakan lingkungan yang signifikan. Hal ini bisa terlihat dari liputan media seperti Narasi dan DW Indonesia.Â
Tahukan anda, bahwa masyarakat setempat merasakan dampak langsung dari pencemaran dan kerusakan ekosistem yang terjadi akibat tambang tersebut. Sebaliknya, kelompok pengusaha dan investor mereka tidak tinggal di kawasan Teluk Weda ini. Mereka tidak akan merasakan dampak langsung dari kegiatan pertambangan ini.
Mobil Listrik dan Kemacetan
Di satu sisi, meskipun mobil listrik dapat mengurangi emisi karbon, peningkatan jumlah mobil listrik di jalanan juga dapat menyebabkan kemacetan.
Kemacetan adalah masalah serius di Indonesia, dan hanya mengganti kendaraan berbahan bakar minyak dengan mobil listrik tidak akan menyelesaikan akar permasalahan ini. Permasalahan kota besar di Indonesia akibat kemacetan juga tidak akan selesai dengan banyaknya kehadiran mobil listrik.
Solusi yang Tepat
Solusi yang lebih tepat adalah memanfaatkan mobil listrik untuk transportasi umum. Dengan mengalihkan fokus pada pengembangan transportasi umum berbasis listrik, kita dapat:
1. Mengurangi Subsidi Energi