Transportasi umum adalah salah satu aspek penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Sayangnya, di Indonesia, kita masih menghadapi masalah serius terkait layanan transportasi publik yang layak.
Pemerintah seharusnya menjadi garda terdepan dalam menyediakan infrastruktur dan layanan transportasi yang memadai. Namun, kenyataannya justru sebaliknya, pemerintah tidak peduli dan mengabaikan pentingnya transportasi umum.
Salah satu bukti kegagalan ini terlihat dari munculnya startup transportasi seperti Gojek, yang meskipun berhasil menjadi unicorn, sesungguhnya adalah cerminan dari kekurangan layanan transportasi publik yang disediakan oleh pemerintah.
Gojek adalah Solusi di Tengah Kegagalan
Gojek telah berhasil menjadi salah satu startup terbesar di Indonesia, menawarkan berbagai layanan mulai dari ojek hingga pembayaran.
Keberhasilan Gojek menunjukkan adanya kebutuhan mendesak akan transportasi yang efisien dan mudah diakses.
Namun, di balik kesuksesan ini, ada pertanyaan besar:Â
Mengapa masyarakat harus bergantung pada aplikasi seperti Gojek untuk transportasi yang layak?
Faktanya, banyak orang di Indonesia lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi daripada angkutan umum yang tidak memadai. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah gagal memenuhi kebutuhan dasar masyarakat akan transportasi. Transportasi umum yang tersedia belum berhasil menjadi solusi bagi masyarakat Indonesia.
Sebagai contoh, di negara seperti Singapura, transportasi publik sudah terintegrasi dengan baik. Masyarakat di sana tidak tergantung pada kendaraan pribadi karena layanan transportasi umum seperti bus dan MRT berfungsi dengan sangat baik.
Pembelajaran dari Singapura
Ketika kita membandingkan Indonesia dengan Singapura, jelas terlihat perbedaan mencolok dalam hal pengelolaan transportasi publik.