seharusnya waktu itu (yang entah kapan kita juga tidak tau), gelombang itu sampai tepat menusuk palung nuranimu.
karena jutaan partikel rasa itu hanya menuju pikat gravitasimu.
apa kurang kuat frekuensi yang muncul?
apa kurang besar energi yg telah teramu?
harus seberapa lama lagi engkau baru sadar akan senyawa yang telah bertahun-tahun bereaksi?
terlalu banyakkah isolator dan konduktor-konduktor diantara?
perlukah kuciptakan dimensi dan galaksi baru, yang hanya bisa kita masuki berdua?
sehingga semua yang tiada limitnya itu dapat kita biaskan secara sempurna?
ataukah memang benar adanya bahwa medan yang kita lalui ini tak bisa saling menarik?
hingga dayamu terpental, tertarik, terpikat kutub yang lain?
ini bukan sains sadis,
ini bukan ikatan tragis,
ini bukan hubungan miris,
ini hanya tentang kau dan atom-atom rasaku yang ingin lagi kau kais,
ini hanya tentang kau dan gemamu yang sekarang menangis,
dan kembali mengemis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H