Seselesainya kupunguti riuh rindu yang bertebaran di tanah muasalku menjejakkan raga
Segenap sepi yang bersekutu dengan keheningan kembali menjejal-jejal neuron-neuron saraf
Kembali kusibak remah-remah tak redam di dada
Sembari mengait-ngaitkan sebab pun akibat yang sesungguhnya
Tentang sesuatu "apa" yang telah hari kemarin kujumput pungut dengan apa yang telah melumatkan ranum rasa saat ini, belum termaknakan
"Selamat merayakan, selamat memaknakan, dan selamat menyetubuhi rasa lengang paling ringkihmu, kembali di pulau ini" bisik angin memori kepada lelaki si pengeja rasa.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!