Dalam kehidupan selalu ada yang tidak sesuai dengan arah angin. Seperti halnya channel Youtube yang satu ini. Channel ini adalah mirip eter dalam aliran atmosfir, dimana eter yang tidak terlihat, namun selalu ada dalam batasan atmosfir di Bumi. Lalu kenapa ada atmosfir, lalu kenapa ada eter, ini semua adalah keseimbangan.
Dalam dunia media komunikasi, tidak semua harus ikut populer, atau ikut arus, karena informasi pasti punya sudut pandang dan frame yang bisa dikemas dengan cara yang berbeda. Munculnya Saka Metronom Channel berawal dari kegilaan sebagian orang-orang dari komunitas Sahabat KariB, kepanjangannya adalah Sahabat Karimata Band, komunitas Penggemar Karimata. Mereka ini tidak ada yang dibayar atas kegiatan ini, bahkan mereka beramai-ramai untuk "urunan" ketika langganan zoom, sewa ruangan kafe dan membuat kaos untuk merchandise. Lalu apa maunya mereka?
Mereka ini kaum militan dalam Sahabat KariB, yang memiliki keinginan mengupas sejarah lagu, pencipta dan aktor dibalik suksesnya sebuah lagu. Memang pada awalnya program yang dibuat adalah Saka Radio. Saka Radio adalah ungkapan kecintaan mereka pada musik Karimata. Mereka mengundang narasumber dari Karimata dan yang bekerja di Karimata, serta mengundang Sahabat KariB untuk diwawancara. Banyak cerita yang timbul dan terinformasikan disaat straming via zoom yang live di Youtube, hingga tercipta gagasan untuk membuat buku tentang Karimata.
Setelah menggarap dan dengan susah payah saat memulai acara Saka Radio, terlihat masih amatir, mulai tidak muncul suara di Youtube, video yang tidak keluar suaranya, dll. ini semua tidak lain karena ini adalah hal yang baru bagi mereka. Saka Radio yang mulai tayang tgl 22 November 2020 dan  telah mulai lancar, satu per satu program dimunculkan selain Saka Radio. Program tersebut adalah Bissik (Bincang seputar musik, dengan mengundang siapa dan apa saja yang terkait dengan musik dan kesuksesannya), Jejak (bicara tentang legenda musik), Angkat Topi (mengupas tentang lagu dan siapa dibalik lagu tersebut) dan yang dalam proses adalah Apa Kabar (mengupas tuntas penyanyi atau musisi yang sudah lama tidak muncul dalam permusikan).
Memang saat ini Saka Metronom masih embrio yang masih terus belajar baik dari internal maupun pengalaman dari eksternal dalam menggarap sebuah program. Namun walaupun masih embrio, Saka Metronom sudah mendapatkan "ruang" dan diapresiasi oleh kalangan musik. Belum banyak yang bisa diulas namun sudah bisa disaksikan di channel Youtube dan disebarkan melaui media online lainnya berupa: Instagram, Facebook, Podcast Spotify dan Kompasiana. Berikut link Saka Metronom:
Youtube: https://www.youtube.com/channel/UCCq0IBJL9zl9TqloEEcX3qA
facebook: https://www.facebook.com/groups/69810015883/
Instagram: https://www.instagram.com/sakametronom_channel/
Spotify: https://open.spotify.com/episode/6CBOvAwNBS5bSNb1P9gG0x?si=yO_Us9CfSN-Rd5FdkrP_vQ
Kompasiana: https://www.kompasiana.com/haryobuwono/6042d6798ede4868d44dbd22/jejak-grace-simon
Semoga kegilaan ini tetap menjadi bagian dari informasi musik Indonesia, dan dikenalkan di mancanegara. Mereka tidak peduli apakah ini berhasil atau tidak, namun paling tidak mereka ingin membahagiakan siapa saja dengan cara mereka. Mereka bahagia? Yang pasti mereka terbayar saat narasumber merasa bahagia saat diundang dalam program-program mereka.
Semoga Saka Metronom yang "anti mainstream" ini memiliki manfaat bagi dunia musik Indonesia!
Salam Musik Indonesia!
hkb|06032021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H