Mohon tunggu...
Hary Hary
Hary Hary Mohon Tunggu... -

Biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kebakaran Jakarta dan Kepemimpinan Suka Menyalahkan

6 Juni 2014   23:47 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:57 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

http://www.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-nasional/14/04/29/n4sk66-pasar-rumput-terbakar-jokowi-salahkan-instalasi-listrik

Kritik Membangun Untuk Kepemimpinan Jokowi

Nada kecewa diungkapkan oleh Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI). Menurut mereka, Jokowi kurang cekatan mengantisipasi kebakaran pasar. Harusnya belajar dari kasus Pasar Senen, Jokowi segera ngecek pasar yang lainnya. Lah ini Pasar Rumput sudah keburu terbakar," Kata sekjen APPSI, Ngadiran, 28 April 2014 lalu di Jakarta.

Menurutnya, Jokowi harus menunjukkan komitmen yang sungguh-sungguh untuk memberdayakan pasar tradisional agar bisa menggerakkan roda perekonomian rakyat. "Kalau terbakar terus seperti ini berbahaya. Bisa-bisa sebentar lagi menjadi mall dan pasar modern," pungkasnya.

Musibah kebakaran bukanlah bencana alam seperti gempa bumi dan gunung meletus yang tidak bisa dicegah. Bencana ini adalah human error yang perlu penanganan serius dari berbagai pihak, dan di bawah komando seorang Gubernur Jakarta tentunya.

Kalau permasalahan klasiknya adalah instalasi listrik, tentu Gubernur bisa menggerakkan instrumentnya hingga tingkat RT untuk melakukan pengecekan ke tiap-tiap rumah, bekerja sama dengan PLN. Gubernur bisa 'blusukan' ke pasar-pasar untuk memeriksa instalasi listrik dibantu oleh staffnya.

Bukan pencegahan namanya bila sekedar menempatkan pawang geni di daerah-daerah padat. Memindahkan pemukiman padat ke rumah susun pun bukan berarti mencegah instalasi listrik ilegal dan berbahaya, karena di mana pun instalasi itu bisa diakali

Bencana ini adalah PR yang sangat mendesak namun sudah telat. Sementara gubernurnya sedang cuti/nonaktif dan sibuk dengan tantangan barunya.

*sumber foto: Social Media

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun