Pada masa kampanye lalu, sah saja bila tim Jokowi mengkritik kepemimpinan Gubernur DKI incumbent, Fauzi Bowo karena kurang sigap mencegah kebakaran di wilayah tanggungannya. Tetapi setelah memerintah, tentu harus ada pembuktian bahwa yang mengkritik lebih baik dari yang dikritik.
Tapi kenyataannya Gubernur-Gubernur DKI yang lalu masih saja disalahkan meski Jokowi sudah menggantikan mereka.
"Kita jujur, situasi di Jakarta peninggalan sebelumnya sangat padat, tidak terkondisikan dengan baik, saluran listrik tidak baik,” begitu pembelaan Eriko Sotarduga pada medio Oktober 2013.
Menarik juga disimak pembelaan diri Jokowi atas keluhan banyaknya kebakaran di wilayah tanggungannya. "Terus, yang bakar siapa? Yang bakar saya?" begitu pembelaan yang pernah ia ucapkan.
http://www.tempo.co/read/news/2013/10/20/231523168/Banyak-Kebakaran-Jokowi-Memang-yang-Bakar-Saya
Jokowi juga pernah menyalahkan warganya. "Kalau kebakaran itu bukan karena PLN. Tapi karena masyarakatnya saja. Tidak hati-hati," ujarnya di Balai Kota, 1 Oktober 2013.
http://metro.news.viva.co.id/news/read/448275-sering-kebakaran-di-jakarta--jokowi-salahkan-warga
Meski sudah bilang bukan salah PLN, tetapi Jokowi juga pernah menyalahkan PLN. "Mustinya kalau ingin memasang listrik, tanya sertifikatnya dulu ada atau tidak," katanyam 24 September 2013 lalu.
Saat kebakaran di Pasar Rumput lalu pun Jokowi menyalahkan instalasi listrik. "Lihat di Pasar Senen, bangunannya sudah tua, kabelnya berseliweran di mana-mana. Standarnya sudah tidak benar," ujarnya 28 April 2014. "(Pengawasan kabel) tanya ke PLN (Perusahaan Listrik Negara). Masak gubernur suruh ngurusin listrik?" Sambungnya.