Ibu tak habis ucapku jika hanya berkata tentang mu yang sangat elok rupa dan jiwamu
Ketulusanmu bagaikan rona ombak yang mengikis pasir bagaikan mengikis pedih rinduku
Ketika harus bercanda gurau maka suara tawamu menyejukanmimpiku atas harapmu
Jika air matamu adalah keresahanmu mengolah pikir tentangku
Akan aku siapkan ikan-ikan di telagamu untuk kebahagiaanmu
Untaian do’a yang begitu melangit membentuk awan-awan biru tak berhenti bergerak
Benarkah rotasi atau gaya gravitasi ataukah padu padan antara benda-benda langit
Keindahan atas kesempurnaan yang tiada tara yang tak sepadan dengan baktiku
Lalu alampun menyeru bakti kepada ibu adalah berkah Allah yang tidak terputus hingga dibatas usia
Kenapa pohon berdiri dengan kokoh, karena kekuatan akar sebagai penyangganya
Kenapa dahan terpasang dengan kuat, karena untuk keseimbanganya
Kenapa ranting sangat setia membersamai, karena daun-daun perlu kasih sayangnya
Kenapa demikian karena pohon adalah sumber kehidupan (Baca:oksigen)
Begitulah kasih sayang ibu yang mampu membawa kekuatando’a untuk mencapai RahmatNya
Hujan adalah bait-bait jiwamu
Gerimisadalah kelembutan hatimu
Embun pagi adalah kesejukan nasihatmu
Cahaya adalah sinar matamu
Cintaku kepadamu adalah bakti terbesarku
Do’aku untukmu adalah kasih sayangku
Senyumku untukmu adalah kebahagiaanku
Ceritaku ceritamu adalah kemesraan kita bukan lagi aku, kamu, dia dan mereka
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H