Mohon tunggu...
Haryati Kurniasih
Haryati Kurniasih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Masyarakat Universitas Diponegoro

Mendengarkan musik dan Mendesain

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pemkab Batang Gandeng CSR Tangani Stunting

1 September 2022   09:32 Diperbarui: 1 September 2022   09:34 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia Sehat. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

BATANG -  Pemerintah Kabupaten Batang  terus bersinergi menangani kasus stunting yang ada di  Batang. Bersama  Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) dan unsur CSR yang terdiri dari Bhimasena Power Indonesia (BPI) , Bank Jateng, Forum,  dan Bank Bapera  turut serta memonitoring dan mengevaluasi penanganan Stunting  di Desa Pesalakan, Kecamatan Bandar, Kabupaten Batang , Rabu (31/8/2022).

Dalam kegiatan ini Pemerintah Kabupaten Batang memberikan bantuan berupa sembako dan pemberian makanan tambahan (PMT) untuk balita yang ada di Desa Pesalakan. Bantuan diberikan selama 3 bulan berturut-turut kepada balita stunting.

" Bantuan akan diberikan kepada Ibu hamil selama tiga bulan berturut-turut . Setiap hari nanti kita beri sembako  dan  makanan sehat kepada anggota keluarga yang stunting .Nantinya setiap memberikan bantuan akan dicatat  keadaan anak tersebut  dan bagaimana perkembangannya setelah 3 bulan" Jelas Penjabat (Pj) Bupati Batang Lani Dwi Rejeki dalam sambutannya.

Penanganan stunting  memerlukan dukungan semua pihak  di mana dibutuhkan kepedulian kepada anak - anak dan ibu hamil  diawali  dengan masa pra nikah . Oleh karena itu  peran dari Kantor Urusan Agama ( KUA ) , kepala desa,  dan camat  sangat penting. 

"Sebelum pra nikah  pada saat anak mengajukan pra nikah , dari persyaratannya apakah sesuai secara administrasi  dari segi umur. Untuk itu diperlukan pendampingan dari puskesmas, para kader posyandu, bidan desa  agar ibu hamil bisa melahirkan normal dan sehat," jelasnya.

Pentingnya gerakan Open Defication Free (ODF) atau Stop Buang Air Besar Sembarangan, ODF dengan membangun toilet yang  sesuai standar di desa sehingga kasus stunting yang ada di desa dapat berkurang.

Hal ini   berpengaruh dalam penanganan stunting  dimana selama ini ibu- ibu yang  masih  buang air besar  sembarangan  akan berdampak terhadap  anak yang  rentan stunting  karena pola hidupnya belum sehat .

"Ibu-ibu dan organisasi di  kecamatan  khususnya yang ada di desa  bersama - sama   mulai dari anak remaja, pra nikah hingga kehamilan  untuk bisa  mulai dibekali   penanganan stunting" Jelasnya

Lani berharap  permasalahan stunting  dapat teratasi karena  akibat  dari stunting bukan hanya pertumbuhan fisiknya saja tetapi  perkembangan otaknya juga tidak sesuai dengan umurnya.Penanganan stunting dibutuhkan kepedulian dari sekitar Oleh karena itu peran  masyarakat  untuk dapat saling bahu- membahu  memberikan pendampingan  kepada ibu hamil dan balita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun