Siapa yang menyangka bahwa JAKARTA yang dikenal dengan Daerah Khusus IbukotaJakarta yang lebih persis nya Ibukota Negara Indonesia. dibalik kemewahan yang ia pancarkan ada jejak-jejak yang kita juga harus tau bahwa angka kemiskinan di ibukota negara ini telah melewati batasnya, apalagi dengan kepadatan yang semakin sesak, bukan hanya sesak oleh populasi di Ibukota ini tapi populasi kendaraan yang memberikan wacana tersendiri khususnya negara ini.. "kalau tidak macet , bukan jakarta bung" celoteh seorang teman yang lalu lalang di ibukota negara indonesia tercinta ini. benarkah jakarta sebegitu padatnya sehingga bukan saja populasi manusia tapi populasi kendaraan yang padat. terlebih lagi perhatian pemerintah daerah yang kurang maksimal. menjadikan tempat ini kurang disiplin, penumpukan sampah yang meluber, hingga meluber sampai ke sungai-sungai. Saya bertanya pada diri sendiri, inikah jakarta atau tempat berkumpulnya populasi manusia yang paling padat. atau jangan-jangan tempat mengadu nasib... jawabanku benar semua.. sambil mengamini sendiri. 20 September 2012 tepat saya berbaring di rumah sakit, tapi tepat itu juga rakyat memilih dengan bebas pemimpinnya. memilih bebas orang yang mau membuat negeri ini maju. memilih bebas orang yang mau memikirkan mereka. memilih bebas orang yang mau membuat negeri ini daripada mementingkan diri sendiri dan golongannya. tepat juga pada tanggal 1 October ku menulis ini, sebagai apresiasiku pada negeri untuk perduli bahwa aku tau apa yang mau aku lakukan. jangan mencari tujuan dari maksud tulisan apresiasi ini. karna tidak akan ada tujuan maksud kecuali menyadari diri sendiri.. bahwa Jakarta masih bisa berbenah salam .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H