Mohon tunggu...
Haryanto Hanan
Haryanto Hanan Mohon Tunggu... -

Lahir di Talang Balai, Ogan Ilir (dulu OKI) tgl 21 Oktober 1979. Anak ke-4 dari 6 bersaudara. Ayah H.Hanan (alm), ibu Hj.Sodikoh. Sudah menikah (Wen Maria) dan memiliki seorang Putra (Tunas Menang Alhakim).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mari Kita Berhenti Menghujat

11 Mei 2011   09:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:50 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Membaca posting artikel, update status, baik itu dihalaman2 berita online, ataupun di tweeter dan FB terasa tidak lengkap tanpa membaca komentar2 yang menyertainya.

Saya sebenarnya termasuk orang yg rajin membaca tulisan2 orang, dan sangat lemah dalam hal menulis/sharing opini. Namun,  kali ini yang melatarbelakangi saya adalah rasa iba yang mendalam ketika dalam minggu ini banyak membaca ragam komentar para onliners yang saya perhatikan sudah semakin jauh dari tatakrama dan terkadang secara terbuka dan tegas saling menimpali dgn keras.  Yang terkadang membuat kita jengah adalah ketika masing2 sudah saling mengumpat, seperti mengumpat  agama dan identitas orang lain.

Sodaraku, Masing2 diri kita memang cenderung berbicara dgn rasionalitas dirinya dan prior knowledge yang di milikinya. Akan tetapi jika menganggap atau menuduh seseorang keji, belum tentu berarti diri kita tidak lebih keji dari anggapan kita kepadanya. Dulu saya sempat ikut2an getol mengkritik publik figure yg memang menggemaskan, tetapi kemudian saya mohon ampun kepada ALLAH dan meminta maaf kepada ybs apabila dalam mengkritisi, saya melakukaknnya tidak dengan objektifitas fakta yg mendasar.  Tersadar, bahwa kritik yang halus dengan bahasa yang ramah, jauh akan lebih berkesan dan mencerminkan nilai diri dan identitas kita dari pada makian yang amburadul

Sekarang saya ada diantara barisan orang2 yang menentang terorisme, pada saat yang bersamaan juga saya (secara pribadi) tak bisa menerima setiap hujatan tanpa pembuktian yang notabene sama dengan fitnah. Apalah lagi terhadap "Rekayasa Tertentu" .

Senang mengetahui  bahwa kebenaran itu tak pernah menghujat; Kebenaran membuktikan dirinya dengan Haq, bukan dengan mencela. Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun